Urutan Belajar Fikih
Di satu sisi, pengakuan tidak tahu dalam video ini apabila memang tidak tahu merupakan tradisi para ahli ilmu. Justru yang selalu "tahu" biasanya dicurigai. Para Imam banyak yang menjawab tidak tahu apabila memang info tentang itu kurang utuh dipahaminya.
Di sisi lain, ketidaktahuan pada materi dasar menunjukkan suatu masalah pada sisi kapasitas untuk duduk di depan. Dalam kasus beliau di video ini, dulu pernah dengan mantap tapi salah menjelaskan rukun wudhu, jadi wajar kalau rukun qauli juga tidak tahu.
Namun sebenarnya yang seperti ini banyak terjadi di kalangan yang belajar hadis tanpa sebelumnya mengenal pelajaran fikih mazhab yang berjenjang. Seorang kawan baik saya yang belajar dengan metode demikian juga sama pernah saya dapati tidak bisa membedakan mana rukun dan mana sunnah dalam shalat, padahal kajian hadisnya sangat baik.
Proses belajar fikih bagi zaman sekarang itu harus dari kesimpulan hukum lalu beranjak ke dasar istinbath kesimpulan tersebut, tidak bisa dibalik. Prakteknya demikian:
1. Harus paham kitab matan dulu sebagai kesimpulan umum paling ringkas
2. Memahami kitab syarah sebagai kesimpulan yang lebih detail dan sesekali disebutkan dalilnya
3. Memahami kitab hasyiyah sebagai kesimpulan detail yang diselingi dalil dan perbandingan pendapat
4. Mendalami turuqh al-istinbath sebagai pengetahuan bagaimana seluruh kesimpulan hukum itu dibentuk dan bagaimana kesimpulan tersebut dapat berbeda-beda.
Dengan urutan demikian, maka seseorang akan tahu bagaimana kesimpulan hukum hasil penelitian kolektif para imam. Sejak awal dia tidak tersesat, hanya belum tahu dasarnya. Baru kemudian di tahap selanjutnya dia belajar apa dasar para imam tersebut.
Kalau dibalik, maka akan tersesat terseok-seok dulu di awal sebab bukan mujtahid tapi melewati jalan mujtahid. Kemudian selanjutnya barulah belajar pelan-pelan tapi belum tentu sampai pada kesimpulan yang benar sebab memang bukan level mujtahid.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad