Contoh Kasab
Banyak yang bingung apa itu kasab yang dimaksud oleh ulama Asy'ariyah, padahal contohnya sederhana: Ketika anda memukul kepala orang lain dengan kayu lalu kepalanya benjol, maka kalau anda meyakini bahwa:
1. Kemampuan yang membuat anda bisa mengangkat kayu dan memukulkannya adalah ciptaan Allah, bukan ciptaan diri anda sendiri tanpa ada peran Allah
2. Perbuatan pemukulan itu dilakukan oleh anda sendiri atas kesadaran anda tanpa anda merasa bahwa itu gerakan yang dikontrol pihak lain atau dipaksakan atas anda, bukan seperti dalam kasus gerakan reflek, gerakan orang yang menggigil dan sebagainya yang di luar kontrol anda.
3. Karena perbuatan tersebut dilakukan tidak atas paksaan dan terjadi tidak di luar kuasa anda, maka anda bertanggungjawab atas itu di dunia dan akhirat.
4. Benjolan yang muncul di kepala orang yang dipukul adalah efek perbuatan yang juga ciptaan Allah dan terjadi atas kehendak Allah, bukan ciptaan tangan anda atau ciptaan kayu yang anda pakai.
5. Yang berperan mencipta adalah Allah sedangkan yang berperan bertindak secara langsung adalah manusia.
Maka, itulah kasab yang dimaksud Ahlussunnah Wal Jama'ah (Asy'ariyah). Simpel dan mudah dipahami siapa pun.
Adapun di luar Aswaja, keyakinannya justru aneh. Qadariyah menolak poin pertama sebab mereka meyakini bahwa kemampuan manusia ditanamkan oleh Allah lalu manusia itu sendiri yang menciptakan tindakannya sendiri sehingga dengan kata lain Allah tidak ikut berperan secara langsung. Jabriah menolak poin kedua sebab mereka meyakini tidak ada gerakan yang bebas yang muncul atas kontrol manusia itu sendiri. Sedangkan Ibnu Taymiyah, sama dengan Qadariyah, menolak poin keempat sebab meyakini bahwa tangan atau kayu tersebut dapat menciptakan efek secara mandiri. Kesalahan Qadariyah dan Ibnu Taymiyah adalah menetapkan penciptaan bagi makhluk padahal ini area Tuhan, sedangkan kesalahan Jabriyah adalak menolak kesadaran dan kebebasan manusia untuk bertindak.
Terlepas dari semua perbedaan tersebut, baik Ahlussunnah Wal Jama'ah (Asy'ariyah) maupun semua yang lain semua sepakat bahwa:
1. Secara hakikat semua hal terjadi atas qudrah dan iradah Allah. Semua gerakan semesta diketahui oleh Allah dan terjadi atas kehendaknya. Sisi ini yang membuat Qadariyah tidak sampai kafir meskipun secara implisit seolah mengatakan bahwa Allah tidak berperan apa-apa dalam perbuatan hambanya. Sisi ini yang sering dituduhkan kepada Asy'ariyah sebagai sisi jabriyah, padahal semua pihak sepakat akan sisi ini. Kalau tidak sepakat maka syirik bahkan kafir.
2. Secara hakikat semua sepakat bahwa manusia terkena taklif (beban syariat) yang menyebabkan di akhirat dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang dilakukan secara sadar tanpa paksaan. Ini yang membuat Jabriyah tidak sampai kafir, meskipun seolah pendapat mereka berkonsekuensi menafikan taklif dengan alasan semua adalah perbuatan Allah tanpa ada peran manusia.
Semoga bermanfaat
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad