Menikah Lagi Di Akhirat Siapa Yang Akan Jadi Suami?

Menikah Lagi Di Akhirat Siapa Yang Akan Jadi Suami?

๐— ๐—˜๐—ก๐—œ๐—ž๐—”๐—› ๐—Ÿ๐—”๐—š๐—œ ๐——๐—œ ๐—”๐—ž๐—›๐—œ๐—ฅ๐—”๐—ง ๐—ฆ๐—œ๐—”๐—ฃ๐—” ๐—ฌ๐—”๐—ก๐—š ๐—”๐—ž๐—”๐—ก ๐—๐—”๐——๐—œ ๐—ฆ๐—จ๐—”๐— ๐—œ ?

๐˜ˆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช ๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ข๐˜ต๐˜ถ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช, ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ถ๐˜ณ๐˜จ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ด๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ? ๐˜—๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ?

๐—๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ฏ๐—ฎ๐—ป

Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq 

Ketika suami istri dipisahkan oleh maut di dunia, mereka masih mungkin untuk bersatu lagi dalam ikatan suci nan kekal abadi di akhirat kelak. Istilah sekarang, cintanya kekal sehidup semati,  asalkan dengan catatan si istri tidak menikah lagi.

Ibnu Asakir rahimahullah meriwayatkan satu Atsar dari Ikrimah, bahwasanya Asma binti Abu Bakar menjadi istri Zubair bin Awwam radhiyallahuโ€™anhu, ia adalah laki-laki yang keras terhadapnya. Lalu Asma datang kepada ayahnya, lalu mengadukan semua itu kepadanya. Kemudian Abu bakar radhiyallahuโ€™anhu berkata:

โ€ŒูŠุง โ€Œุจู†ูŠู‘ุฉ โ€Œุงุตุจุฑู‰ ูุฅู† ุงู„ู…ุฑุฃุฉ ุฅุฐุง ูƒุงู† ู„ู‡ุง ุฒูˆุฌ ุตุงู„ุญ ุซู…ู‘ ู…ุงุช ุนู†ู‡ุง ูู„ู… ุชุฒูˆู‘ุฌ ุจุนุฏู‡ ุฌู…ุน ุจูŠู†ู‡ู…ุง ููŠ ุงู„ุฌู†ู‘ุฉ

 โ€œWahai putriku, bersabarlah! Sesungguhnya seorang wanita apabila ia memiliki suami yang shalih, kemudian ia ditinggal mati suaminya dan tidak menikah lagi sesudahnya, maka Allah akan mengumpulkan keduanya di surga.โ€[1]

๐—•๐—ฎ๐—ด๐—ฎ๐—ถ๐—บ๐—ฎ๐—ป๐—ฎ ๐—ธ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐˜‚ ๐—ถ๐˜€๐˜๐—ฟ๐—ถ ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐—ต ๐—น๐—ฎ๐—ด๐—ถ ?

Jika si istri menikah lagi, ada khilaf dikalangan para ulama, sebagian berpendapat ia akan dikumpulkan dengan suami yang paling baik agama dan akhlaqnya, sedangkan yang lain berpendapat akan dikumpulkan dengan suami terakhirnya dan ada juga yang berpendapat ia nanti akan diberikan hak untuk memilih siapa dari suaminya di dunia untuk dijadikannya suami di surga.

๐Ÿญ.  ๐—ฆ๐˜‚๐—ฎ๐—บ๐—ถ ๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—ธ๐—ต๐—ถ๐—ฟ

Pendapat pertama ini adalah yang paling kuat dan yang dipegang oleh mayoritas ulama. Hal ini berdasarkan beberapa riwayat yang disebutkan Imam Thabrani, saat  Muโ€™awiyah bin Abi Sufyan melamar Ummu Dardaโ€™ setelah wafatnya suaminya Abu Dardaโ€™, maka Ummu Dardaโ€™ berkata: โ€œSesungguhnya aku mendengar Abu Dardaโ€™ berkata: Aku mendengar Rasulullah ๏ทบ bersabda:

โ€ŒุฃูŽูŠู‘ูู…ูŽุง โ€Œุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู โ€Œุชููˆููู‘ููŠูŽ โ€ŒุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง โ€ŒุฒูŽูˆู’ุฌูู‡ูŽุงุŒ ููŽุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฌูŽุชู’ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ููŽู‡ููŠูŽ ู„ูุขุฎูุฑู ุฃูŽุฒู’ูˆูŽุงุฌูู‡ูŽุง

โ€œSiapa wanita yang ditinggal mati suaminya lalu menikah lagi maka ia untuk suami terakhirnya.โ€

 Kemudian Ummu Dardaโ€™ berkata kepada Muawiyah : โ€˜Tidaklah aku lebih memilih dirimu (wahai Muโ€™awiyah) dari pada Abu Dardaโ€™. . .โ€

Demikian juga imam Baihaqi rahimahullah menyebutkan dalam Sunannya satu atsar dari Hudzaifah radhiyallahu'anhu, ia berkata kepada istrinya :

ุฅู† ุดุฆุช ุฃู† ุชูƒูˆู†ูŠ ุฒูˆุฌุชูŠ ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ ุŒ ูู„ุง ุชุฒูˆุฌูŠ ุจุนุฏูŠ ุŒ ูุฅู† ุงู„ู…ุฑุฃุฉ ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ ู„ุขุฎุฑ ุฃุฒูˆุงุฌู‡ุง ููŠ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุŒ ูู„ุฐู„ูƒ ุญุฑู… ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุฃุฒูˆุงุฌ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฃู† ูŠู†ูƒุญู† ุจุนุฏู‡ ู„ุฃู†ู‡ู† ุฃุฒูˆุงุฌู‡ ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ

"Jika kamu mau jadi istriku di surga maka janganlah engkau menikah lagi sesudahku, karena seorang wanita di surga untuk (bersama) suami terakhirnya di dunia, oleh karenanya Allah haramkan atas istri-istri Nabi ๏ทบ menikah lagi sesudahnya, karena mereka akan menjadi istri-istri beliau di surga.โ€ [2]

๐Ÿฎ. ๐—ฌ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฝ๐—ฎ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—ฏ๐—ฎ๐—ถ๐—ธ ๐—ฎ๐—ด๐—ฎ๐—บ๐—ฎ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ฎ๐—ธ๐—ต๐—น๐—ฎ๐—พ๐—ป๐˜†๐—ฎ

Dalil pendapat ini didasarkan kepada satu riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, bahwa ummul mukminin Ummu Habibah berkata: โ€œWahai Rasulullah, seorang wanita memiliki dua suami saat di dunia, kemudian mereka semua meninggal dan berkumpul di surga, wanita tersebut akan menjadi milik siapa dari keduanya? Yang pertama atau yang terakhir?โ€

ู„ูุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูู‡ูู…ูŽุง ุฎูู„ู’ู‚ู‹ุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุนูŽู‡ูŽุง ูŠูŽุง ุฃูู…ู‘ูŽ ุญูŽุจููŠุจูŽุฉู‹ุŒ ุฐูŽู‡ูŽุจูŽ ุญูุณู’ู†ู ุงู„ู’ุฎูู„ูู‚ู ุจูุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ุขุฎูุฑูŽุฉู

Rasulullah ๏ทบ menjawab,  โ€œUntuk yang terbaik akhlaknya wahai Ummu Habibah, khusnul khuluk (akhlak yang bagus) membawa kebaikan dunia dan akhirat.โ€[3]

๐Ÿฏ. ๐——๐—ถ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ ๐—ฝ๐—ถ๐—น๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐—ป

Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa nanti si istri akan diberi hak untuk memilih suami yang paling disukainya. Pendapat ini didasarkan kepada hadits berikut ini, di mana diriwayatkan Rasulullah ๏ทบ bersabda kepada ummu Salamah radhiyallahuโ€™anha :

ูŠูŽุง ุฃูู…ูŽู‘ ุณูŽู„ูŽู…ูŽุฉูŽ ุฅูู†ูŽู‘ู‡ูŽุง ุชูุฎูŽูŠูŽู‘ุฑู ููŽุชูŽุฎู’ุชูŽุงุฑู ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽู‡ูู…ู’ ุฎูู„ูู‚ู‹ุง

โ€œWahai Ummu Salamah, dia akan diberi pilihan sehingga dia memilih yang paling baik di antara mereka.โ€[4]

Namun sebagian ulama menyatakan bahwa pendapat ketiga ini dipandang sebagai pendapat yang paling lemah.[5]

Wallahu aโ€™lam

___________________

[1] Thabaqat Ibnu Saโ€™ad (10/240)

[2] Sunan al Kubra (7/111)

[3] Diriwayatkan oleh Ibnu Humaid (1/365) Thabrani dalam al Kabir ( 23/222), dan imam al Haitsami mengatakan bahwa hadits ini lemah.

[4] Hadits ini diriwayatkan oleh imam ath Thabrani dan beliau melemahkannya dalam kitabnya Muโ€™jam al Ausath (3/279)

[5] Al Tadzkirah (2/278) 

Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

ยฉTerima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Menikah Lagi Di Akhirat Siapa Yang Akan Jadi Suami? - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ยฎ