Penganut Wahabi Kalau Tidak FASIQ, Kemungkinannya JAHIL!
Cara beragama Wahabi yang biasa mengklaim mengambil pendapat rajih (paling kuat) diantara ijtihad ulama-ulama 4 mazhab atau seluruh mazhab yang eksis adalah indikasi bahwa mereka orang-orang FASIQ atau orang JAHIL dan MENYELISIHI manhaj keilmuan yang benar yang telah teruji sepanjang sejarah Islam.
Pendapat mu'tamad (resmi) setiap mazhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah pendapat paling rajih bagi setiap mazhab; berdasarkan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah berijtihad di dalam masing-masing mazhab. Pendapat-pendapat yang sangat ilmiah itu kemudian diikuti oleh umat Islam dan diterima secara masif sebagai pedoman dalam beramal.
Pendapat-pendapat dalam mazhab merupakan kesimpulan hasil kajian para mujtahid terhadap al-Qur'an dan Sunnah. Dalam dunia keilmuan, mujtahid itu sebutan untuk para ulama yang paling hebat. Tidak ada lagi yang lebih hebat dari mereka.
Maka tidak masuk akal, kalau ada orang yang tidak ikut mazhab tertentu, lalu menjadi juri terhadap semua mazhab yang telah menghasilkan pendapat paling rajih menurut mazhab masing-masing. Karena dia tidak tahu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah berijtihad masing-masing mazhab dan dia sendiri tidak memiliki prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah ilmiah untuk menilai pendapat paling rajih diantara semua pendapat mazhab yang ada.
Orang paling bodoh kok menjadi juri bagi orang-orang paling hebat?! Masuk akal?!
Standar Wahabi hanya "HAWA NAFSU". Dan Wahabi sesungguhnya telah mempermainkan agama dengan hawa nafsu mereka. Kata Imam Syamsuddin ar Ramli yang terkenal dengan sebutan "Imam Syafi'i Shaghir" dan pengarang kitab Nihayahal-Muhtaj; "tidak melakukan tarjih diantara mazhab-mazhab yang mu'tabar kecuali orang JAHIL atau orang FASIQ".
Sumber FB Ustadz : Alnofiandri Dinar