๐๐๐๐๐๐ก ๐๐ฉ : ๐๐๐ก๐จ ๐๐๐๐๐ฅ ๐จ๐๐๐ ๐ ๐๐ฆ๐ฌโ๐๐ฅ๐
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Al imam Ibnu Hajar al โAsqalani (773-852 H) adalah ulama besar dalam ilmu bidang ilmu hadits, dan fiqih Mazhab Syafiโi. Karya monumentalnya, Fath al-Bari, menjadi rujukan utama syarah Sahih al-Bukhari. Ia dijuluki Amirul Mukminin fil Hadits karena keahliannya dalam kritik sanad dan matan hadits.
Berikut ini adalah di antara hal yang membuktikan bahwa beliau beraqidah ahlussunnah wal Jamaโah dengan madzhab Asyโariyah.
๐๐๐ธ๐๐ถ ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐บ๐ฎ : ๐ง๐ฎ๐ณ๐๐ถ๐ฑ๐ต ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ธ๐๐ถ๐น๐ป๐๐ฎ
Tafwidh dan juga takwil adalah dua metode yang digunakan oleh kalangan ulama Asyโariyah dan menjelaskan sebagian sifat-sifat Allah. Dan imam Ibnu Hajar al Asqlani jika kita menelaah karya-karyanya, akan kita dapati beliau melakukan takwil, berikut diantaranya :
1. Mensucikan Allah dari tangan yang merupakan anggota tubuh.
ุฃุทูููู ูุฏุงู ุฃู ุฃุณู ุญููุ ูููุน ุฐูุฑ ุงููุฏ ูู ุงููุฑุขู ูุงูุญุฏูุซ ู ุถุงูุงู ุฅูู ุงููู ุชุนุงููุ ูุงุชูู ุฃูู ุงูุณูุฉ ูุงูุฌู ุงุนุฉ ุนูู ุฃูู ููุณ ุงูู ุฑุงุฏ ุจุงููุฏ ุงูุฌุงุฑุญุฉ ุงูุชู ูู ู ู ุตูุงุช ุงูู ุญุฏุซุงุช. ูุฃุซุจุชูุง ู ุง ุฌุงุก ู ู ุฐูู ูุขู ููุง ุจูุ ูู ููู ู ู ููู ููู ูุชุฃููุ ูู ููู ู ู ุญู ู ูู ููุธ ู ููุง ุนูู ุงูู ุนูู ุงูุฐู ุธูุฑ ููุ ูููุฐุง ุนู ููุง ูู ุฌู ูุน ู ุง ุฌุงุก ู ู ุฃู ุซุงู ุฐูู
"Ucapannya (orang yang paling panjang tangannya), maksudnya adalah orang yang paling dermawan. Dan kata 'tangan' disebutkan dalam al Qur'an dan hadits yang disandarkan kepada Allah Ta'ala, dan Ahlussunnah wal Jama'ah telah sepakat bahwa maksud 'tangan' bukanlah anggota tubuh yang merupakan sifat makhluk.
Mereka menetapkan apa yang disebutkan dalam hal itu dan beriman kepadanya; sebagian dari mereka berhenti tanpa menakwil, dan sebagian lainnya memaknai setiap lafadz dengan makna yang tampak baginya. Begitulah cara mereka memperlakukan semua sifat semacam itu."[1]
2. Penakwilan sifat malu (al-hayaaโ)
Beliau saat menjelaskan sifat malu bagi Allah berkata :
โUcapannya: maka Allah malu darinya, maksudnya adalah Allah merahmatinya dan tidak menghukumnya.โ[2]
3. Menakwil sifat tangan sebagai kekuasaan
Beliau tentang sifat Yad dengan mengatakan : โMaksud dari tangan di sini adalah kekuasaan.โ[3]
4. Menakwilkan sifat tertawa
Beliau rahimahullah berkata : โUcapan โAllah tertawa kepada dua orangโ, al Khathabi berkata: Tertawa yang terjadi pada manusia karena perasaan gembira atau senang tidaklah pantas disandarkan kepada Allah Taโala. Sebaliknya, ini adalah perumpamaan untuk perbuatan yang memunculkan kekaguman di mata manusia sehingga membuat mereka tertawa.
Maknanya adalah pemberitahuan tentang keridhaan Allah terhadap perbuatan salah satu dari keduanya dan penerimaan-Nya terhadap yang lainnya serta ganjaran mereka dengan surga meskipun kondisi mereka berbeda. Ia berkata: Imam al Bukhari menakwil sifat tertawa di tempat lain dengan makna rahmat, dan ini dekat. Namun, menakwilnya sebagai keridhaan lebih dekat, karena tertawa menunjukkan keridhaan dan penerimaan.โ[4]
5. Takwilnya terhadap sifat tinggi dan dekat
Beliau berkata :
ูููู: (ููู ุนูุฏู ููู ุงูุนุฑุด)ุ ููู : ู ุนูุงู ุฏูู ุงูุนุฑุด. ููุญุชู ู ุฃู ูููู ุงูู ุฑุงุฏ ุจูููู: "ููู ุนูุฏู" ุฃู ุฐูุฑู ุฃู ุนูู ูุ ููุง ุชููู ุงูุนูุฏูุฉ ู ูุงููุฉ ุจู ูู ุฅุดุงุฑุฉ ุฅูู ูู ุงู ูููู ู ุฎููุงู ุนู ุงูุฎูู ู ุฑููุนุงู ุนู ุญูุฒ ุฅุฏุฑุงููู โฆ".
โUcapannya: (maka dia di sisi-Nya di atas Arsy), dikatakan bahwa maksudnya adalah di bawah Arsy. Bisa juga maksudnya adalah: (di sisi-Nya), yaitu di dalam ingatan-Nya atau ilmu-Nya. Maka, kedekatan di sini bukanlah kedekatan tempat, melainkan menunjuk kepada kesempurnaan tersembunyinya dari makhluk, terangkat dari batasan indera mereka.โ[5]
๐๐๐ธ๐๐ถ ๐ธ๐ฒ๐ฑ๐๐ฎ : ๐๐ฒ๐๐ฎ๐ธ๐๐ถ๐ฎ๐ป ๐๐น๐ฎ๐บ๐ฎ ๐ฎ๐๐ฎ๐๐ป๐๐ฎ
Al imam adz Dzahabi rahimahullah berkata tentang beliau :
ุฅู ู ุฐูุจู ูู ุงูุตูุงุช ุงูุณู ุนูุฉ ุงูุณููุช ูุฅู ุฑุงุฑูุง ูู ุง ุฌุงุกุช ุูุฑุจู ุง ุชุฃูู ููููุงู ูู ุดุฑุญ ู ุณูู
โMadzhab beliau dalam masalah Shifat Samโiyyah adalah Sukut (diam akan maknanya) dan membiarkannya sebagaimana datangnya dan kadang beliau mentaโwil seperti dalam kitabnya Syarh Muslim.โ[6]
Al Imam As Sakhawi rahimahullah ketika mengomentari perkataan imam adz Dzahabi di atas berkata :
ูุฐุง ูุงูุ ูุงูุชุฃููู ูุซูุฑ ูู ููุงู ู
โDia (Adz Dzahabi) berkata begitu, padahal pentakwilan yang dilakukan oleh beliau ada banyak.โ[7]
๐๐๐ธ๐๐ถ ๐ธ๐ฒ๐๐ถ๐ด๐ฎ : ๐ฏ๐ฒ๐น๐ถ๐ฎ๐ ๐บ๐ฒ๐ป๐๐ธ๐ถ๐น ๐๐น๐ฎ๐บ๐ฎ-๐๐น๐ฎ๐บ๐ฎ ๐๐๐โ๐ฎ๐ฟ๐ถ๐๐ฎ๐ต ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ ๐ธ๐ถ๐๐ฎ๐ฏ๐ป๐๐ฎ
Jika al imam Ibnu Hajar termasuk yang berpendapat bahwa Asyโariyah adalah bukan Ahlussunnah, sudah pasti beliau tidak akan mungkin menukil dari para ulama-ulama yang aqidahnya bermadzhab Asyโari seperti imam al Ghazali, imam Baqilani, Asy Syairazi dan lainnya.
Namun fakta justru menunjukkan bahwa dalam berbagai karyanya beliau menjadikan imam-imam dari kalangan Asyโariyah sebagai rujukan untuk menjelaskan berbagai hal baik kaitannya dengan hadits, fiqih, Sejarah atau nasehat.
Seperti ucapan beliau :
ููุงู โุงูุฃุดุนุฑู: ููุงู ุงููู ุงููุงุฆู ุจุฐุงุชู ูุณู ุน ุนูุฏ ุชูุงูุฉ ูู ุชุงู ููุฑุงุกุฉ ูู ูุงุฑุฆุ ููุงู โุงูุจุงููุงููโฆ
โKalangan Asyโariyah berkata: "Kalam Allah yang berdiri pada Zat-Nya dapat didengar saat setiap orang yang membaca melafalkannya dan setiap qari (pembaca) membacanya." Sedangkan Al-Baqillani berkataโฆโ[8]
๐๐๐ธ๐๐ถ ๐ธ๐ฒ๐ฒ๐บ๐ฝ๐ฎ๐ : ๐๐ฎ๐ป๐๐ฎ๐ธ ๐บ๐ฒ๐ป๐ท๐ฒ๐น๐ฎ๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐๐ฒ๐๐๐ฎ๐๐ ๐ฑ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ ๐๐๐โ๐ฎ๐ฟ๐ถ๐๐ฎ๐ต
Seperti contoh ucapan beliau :
ููุฏ ุงุดุชูุฑ ุงูุฎูุงู ูู ุฐูู ุจูู โุงูุฃุดุนุฑูุฉ ูุงูุญูููุฉุ ูุชู ุณู ุงูุฃุดุงุนุฑุฉ ุจู ุซู ูุฐุง ุงูุญุฏูุซ
โDan kalangan Asyโariyah berpegang teguh dengan hadits semacam iniโฆโ[9]
Memang benar bahwa nukilan dalam kitab ulama itu tidak semua dijadikan rujukan atau pegangan oleh penulisnya, ada yang sekedar mengungkap data atau untuk mengoreksi kesalahannya.
Tetapi jika kita membaca karya imam Ibnu Hajar saat menukil pendapat Asyโariyah kita akan paham bahwa beliau mengemukakannya bukan sekedar untuk menjadikannya sebagai data pembanding atau untuk mengoreksi kesalahannya, tapi beliau menghadirkannya sebagai penjelas atas sebuah bahasan. Seperti ucapan beliau lainnya :
ูููุงู ุงููู ูุฏูู ููุฏ ุซุจุช ุฃูู ููู ุงูุฎุงูู ุงูุฑุฒุงู ูุงููุตู ุจุนุถ โุงูุฃุดุนุฑูุฉ ุจุฃู ุฅุทูุงู ุฐูู ุฅูู ุง ูู ุจุทุฑูู ุงูู ุฌุงุฒ ูููุณ ุงูู ุฑุงุฏ ุจุนุฏู ุงูุชุณู ูุฉ
โDan kalam Allah adalah qadim, dan telah ditegaskan bahwa di dalamnya terdapat nama Al-Khaliq (Sang Pencipta) dan Ar-Razzaq (Sang Pemberi Rezeki). Maka, sebagian golongan Asyโariyah menjelaskan bahwa penyebutan itu hanyalah dengan cara majaz (kiasan) dan bukan dimaksudkan untuk menafikan penamaan tersebut.โ[10]
Dan perkataan beliau :
ูุงูุฐู ุงุณุชูุฑ ุนููู ููู โุงูุฃุดุนุฑูุฉ ุฃู ุงููุฑุขู ููุงู ุงููู ุบูุฑ ู ุฎููู
โDan pendapat yang telah menjadi ketetapan menurut Asyโariyah adalah bahwa Al-Qur'an adalah kalam Allah yang tidak diciptakanโฆโ[11]
๐๐๐ธ๐๐ถ ๐ธ๐ฒ๐น๐ถ๐บ๐ฎ: ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ธ๐๐ฎ๐ป ๐ฝ๐ถ๐ต๐ฎ๐ธ โ๐น๐ฎ๐๐ฎ๐ปโ.
Syaikh bin Baz ditanya apakah benar imam Nawawi dan Ibnu Hajar al Asqalani bukan termasuk ulama ahlussunnah wal Jamaโah ? Beliau menjawab :
ููู ุฃุดูุงุก ุบูุทูุง ูููุง ูู ุงูุตูููุงุช: ุงุจู ุญุฌุฑุ ูุงูููููุ ูุฌู ุงุนุฉ ุขุฎุฑููุ ููุณูุง ูููุง ู ู ุฃูู ุงูุณูุฉุ ููู ู ู ุฃูู ุงูุณูุฉ ููู ุง ุณูู ูุง ููู ููู ููุญุฑูููููุ ูู ูุฃู ุซุงููู ู ู ู ุบูุท.
"Mereka memiliki beberapa hal yang salah dalam masalah sifat-sifat (Allah): seperti Ibnu Hajar, An Nawawi, dan kelompok lainnya. Mereka dalam perkara tersebut bukan termasuk Ahlussunnah. Namun, mereka termasuk Ahlussunnah dalam perkara yang selamat dari penyimpangan dan tidak mereka ubah. Mereka dan yang semisal dengan mereka adalah di antara orang-orang yang melakukan kesalahan."[12]
Selanjutnya adalah Syaikh Utsaimin ketika menilai pendapat-pendapat Ibnu Hajar yang merujuk kepada Asyโariyah itu dipandang oleh beliau sebagai kesalahan. Beliau berkata :
ุฅู ุงูุดูุฎูู ุงูุญุงูุธูู "ุงููููู ุงุจู ุญุฌุฑ" โููู ุง โูุฏู โุตุฏู โูููุน โูุจูุฑ โูู โุงูุฃู ุฉ โุงูุฅุณูุงู ูุฉ ููุฆู ููุน ู ููู ุง ุฎุทุฃ ูู ุชุฃููู ุจุนุถ ูุตูุต ุงูุตูุงุช ุฅูู ูู ุบู ูุฑ ุจู ุง ููู ุง ู ู ุงููุถุงุฆู ูุงูู ูุงูุน ุงูุฌู ุฉ
โKedua syekh yang hafizh, yaitu An-Nawawi dan Ibnu Hajar, memiliki jasa yang besar dan manfaat yang sangat besar bagi umat Islam. Jika terjadi kesalahan dari mereka dalam menakwil sebagian teks yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah, maka itu tenggelam dalam lautan keutamaan dan manfaat mereka yang begitu banyak.โ[13]
Begitu juga Syaikh al Albani rahimahullah berkata :
ู ุซู ุงููููู ูุงุจู ุญุฌุฑ ุงูุนุณููุงูู ูุฃู ุซุงููู ูููู โู ู โุงูุธูู โุฃู โููุงู โุนููู โุฅููู ู ู ุฃูู ุงูุจุฏุนุฉุ ุฃูุง ุฃุนุฑู ุฃููู ุง ู ู ุงูุฃุดุงุนุฑุฉ
โMerupakan suatu kezaliman jika dikatakan tentang an Nawawi, Ibnu Hajar al Asqalani dan orang yang semisal mereka dengan julukan ahli bidโah. Meskipun saya mengetahui bahwa keduanya termasuk golongan Asyโariyah."[14]
Bersambung bagian ke V : Sultanul Ulama Izz Abdussalam
baca juga :
- Ulama Asy'ariyah dan Maturidiyah
- Asy'ariyah Maturidiyah Dari Kalangan Ulama Madzhab Fiqih
- Mana Bukti Mereka Asy'ariyah?
- Mereka Adalah Asy'ariyah
- Bukti Imam Nawawi Seorang Asy'ari
- Ibnu Hajar Ulama Asy'ari
- Bukti Izz Abdussalam Seorang Asy'ari
- Imam Dalam Dakwah dan Pemilik Nasehat Indah
- Bukti Imam Ibnu Jauzi Bermadzhab Asy'ari
___________
[1] Al Hady hal. 219
[2] Fath al-Bari (1/189)
[3] Fath al-Bari (1/419)
[4] Fath al-Bari (6/48)
[5] Fath al-Bari (6/337)
[6] Tarikh Al-Islam (15/324)
[7] Al Manhal al Adzbu Ar Rawiy hal 28
[8] Fath al Bari (13/479)
[9] Fath al Bari (11/488)
[10] Fath al Bari (13/439)
[11] Fath al Bari (13/493)
[12] Majmuโ Fatawa li Ibn Baz (28/47)
[13] Al Ilmu li Utsaimin hlm 149
[14]Jamiโ Turats al Albani (6/163)
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq