𝗜𝗠𝗔𝗠 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗗𝗔𝗞𝗪𝗔𝗛 𝗗𝗔𝗡 𝗣𝗘𝗠𝗜𝗟𝗜𝗞 𝗡𝗔𝗦𝗘𝗛𝗔𝗧 𝗜𝗡𝗗𝗔𝗛
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Al imam Ibnu Jauzi adalah ulama yang hidup di abad ke-6 Hijriyah dengan segudang prestasi, hampir di semua cabang ilmu beliau telah meninggalkan karya tulis . Al imam Ibnu Rajab rahimahullah menyebut bahwa ia memiliki lebih dari 2000 karya tulis.[1] Karena saking begitu banyaknya karya yang telah ia tinggalkan, al imam adz Dzahabi rahimahullah sampai berkata :
ما علمت أن أحدا من العلماء صنف ما صنف هذا الرجل
“Aku belum pernah menjumpai adanya seorang ulama pun yang bisa menulis kitab seperti laki-laki ini.”[2]
Namun, keunggulan terbesar yang membedakan beliau dari ulama dan tokoh-tokoh besar Islam lainnya adalah bakat bawaan yang ia miliki dalam berdakwah dan kemampuannya yang luar biasa dalam memberikan nasehat. Beliau rahimahullah disebut-sebut sebagai keajaiban dalam seni nasihat, membakar semangat, dan memberikan inspirasi kepada jiwa-jiwa yang rapuh atau putus asa sekalipun untuk kemudian bangkit merajut mimpi dan cita-citanya kembali.
Siapapun yang membaca karyanya seperti kitab Saidul Khatir, atau Bahru ad Dumu’, atau Bustan al Wa’izhin wa Riyadh as Sami’in, atau Tanbih Na’im dan lainnya pasti akan mengetahui betapa kuat, indah dan memukaunya pilihan kata yang digunakan oleh sang imam dalam menyampaikan untaian nasehatnya.
Al imam Adz Dzahabi berkata :
كان رأسا في التذكير بلا مدافعة، يقول النظم الرائق، والنثر الفائق بديها، ويسهب، ويعجب، ويطرب، ويطنب، لم يأت قبله ولا بعده مثله، فهو حامل لواء الوعظ، والقيم بفنونه، مع الشكل الحسن، والصوت الطيب، والوقع في النفوس، وحسن السيرة،
"Beliau adalah pemimpin dalam seni mengingatkan (berdakwah) tanpa ada yang menandinginya. Beliau mampu mengucapkan syair yang indah dan prosa yang luar biasa secara spontan. Ia memperluas pembahasan, memukau, menggugah perasaan, dan memikat hati.
Sebelum atau sesudahnya, tidak ada yang seperti beliau. Beliau adalah pembawa panji nasihat dan pengasuh seni-seninya, dengan penampilan yang menawan, suara yang merdu, pengaruh yang mendalam di hati, serta kepribadian yang baik.”[3]
Salah seorang muridnya al imam Ad Dibatsi rahimahullah berkata :
شيخنا ..وكان من أحسن الناس كلامًا، وأتمهم نظامًا، وأعذبهم لسانًا، وأجودهم بيانًا، وبورك له في عمره وعمله.
“Guru kami tersebut .. adalah salah satu orang yang paling indah dalam bertutur kata, paling sempurna dalam menyusun kalimat, paling manis dalam berbicara, paling fasih dalam menyampaikan, dan paling baik dalam menjelaskan. Allah telah memberkahi umurnya dan amalnya."[4]
Al imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata : "Ibnul Jauzi adalah imam pada masanya dalam seni memberi nasihat …”[5]
Disebutkan bahwa syaikh Ali Musthafa Thanthawi rahimahullah pernah ditanya tentang kata bijak terindah yang pernah dibacanya, maka beliau menjawab : “Aku telah membaca lebih dari 70 tahun, namun aku belum pernah menemukan nasehat yang lebih indah melebihi apa yang pernah dikatakan oleh Ibnu Jauzi sebagai berikut :
إن مشقة الطاعة تذهب ويبقى ثوابها، وإن لذة المعاصي تذهب ويبقى عقابها.
“Sesungguhnnya keletihan karena melakukan ketaatan akan hilang, dan tinggallah pahalanya. Dan kenikmatan melakukan maksiat akan hilang dan tinggallah hukumannya.
كُن مع الله ولا تُبالي، ومُدّ يديك إليه في ظُلُمات اللّيالي، وقُل: يا رب ما طابت الدّنيا إلاّ بذكرك، ولا الآخرة إلاّ بعفوك، ولا الجنّة إلاّ برُؤيتك
Teruslah bersama Allah dan jangan pedulikan (apa kata orang lain) Tengadahkan tanganmu kepada-Nya di kegelapan malam, sembari berdoa : Ya Rabb, dunia ini takkan indah kecuali dengan mengingat-Mu. Akhirat takkan indah kecuali dengan ampunan-Mu. Dan surgapun takkan indah kecuali dengan melihat wajah-Mu.”
Al imam Ibnu Rajab al Hanbali pernah berkata : “Orang shalih seperti al imam Ibnu Jauzi rahimahullah telah mengislamkan lebih dari 20.000 orang Yahudi dan Nasrani. Bertaubat dengan sebab nasehatnya 100.000 pelaku maksiat. Beliau juga telah meninggalkan karya lebih dari 2.000 kitab.
Namun orang dengan prestasi sebesar itu masih berkata kepada murid-muridnya :
"إذا دخلتم الجنة ولم تجدوني بينكم فاسألوا عني وقولوا :
"Jika kalian nanti telah berada di dalam syurga kemudian kalian tidak mendapatiku, maka carilah aku dan tanyakan :
يارب إن عبدك فلان كان يُذَكِّرُنا بك" .
"Ya Rabb, sesungguhnya hamba-Mu itu (Ibnu Jauzi) dulu pernah mengingatkan kami tentang diri-Mu."
Setelah mengatakan itu beliau pun menangis bercucuran air mata.[6]
Semoga Allah ta’ala berkenan memberikan kepada sang imam sebaik-baik pahala dan balasan atas segala pengorbanan dan warisan keilmuannya untuk umat ini.
baca juga :
- Ulama Asy'ariyah dan Maturidiyah
- Asy'ariyah Maturidiyah Dari Kalangan Ulama Madzhab Fiqih
- Mana Bukti Mereka Asy'ariyah?
- Mereka Adalah Asy'ariyah
- Bukti Imam Nawawi Seorang Asy'ari
- Ibnu Hajar Ulama Asy'ari
- Bukti Izz Abdussalam Seorang Asy'ari
- Imam Dalam Dakwah dan Pemilik Nasehat Indah
- Bukti Imam Ibnu Jauzi Bermadzhab Asy'ari
____________
[1] Thabaqat al Hanabilah (2/481)
[2] Mu’jam al Kutub hal. 86
[3] Jami’ li Ulum Imam Ahmad (1/170)
[4] Siyar A’lam Nubala (21/373)
[5] Dzail Thabaqat al Hanabilah (1/414)
[6] Thabaqat al Hanabilah (2/481)
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq