Tulisan dalam screnshot ini terlalu fulgar dan bernada ngajak gelut, sehingga orang orang yang fanatik Islam tidak mungkin mengikutinya.
Ada cara yang lebih halus, untuk merusak akidah umat Islam, yang sangat mungkin dipercaya dan diikuti banyak orang Islam, sehingga Islam mereka menjadi batal tanpa sadar.
Begini:
Mereka memuji setinggi tingginya sosok Muhammad ﷺ sebagai pemikir yang cerdik dan bijaksana, yang dari kecemerlangan pemikirannya itulah lahir agama baru bernama Islam. "Salah satu" agama yang bisa membawa manusia menuju kebenaran dan kebahagian sebagaimana agama agama lainnya. Menurut mereka.
Sungguh hal ini adalah upaya pemadaman Islam sebagai satu satunya jalan yang diturunkan oleh Allah untuk umat manusia. Sekali lagi, diturunkan oleh Tuhan pencipta alam.
Bukti bahwa Islam bukan hasil pemikiran Nabi, bukan hasil renungan kebijaksanan, intusi, filsafat atau istilah lain yang semakna, adalah :
1. Rasulullah ﷺ kaget melihat sosok jibril yang asing, yang besarnya memenuhi ruang angkasa, beliau takut, gemetar, menggigil, lalu bersegera pulang meninggalkan Hira tempat menyepinya, dan menceritakan semu kepada Sang Istri dengan keadaan ketakutan. Mana mungkin sebuah kebenaran yang diperoleh dari hasil berenung, bisa membuat pemikirnya menggigil ketakutan. Jelas sekali ada faktor luar di luar diri Rasulullah ﷺ yang baru saja mendatangi beliau. Faktor yang tidak ada pada para pemikir, itulah wahyu dari Allah.
2. Rasulullah ﷺ memerintahkan shahabat mencatat ayat ayat Alquran dan melarang mencatat hadits. Ini bukti paling jelas bahwa ada perbedaan antara ucapan beliau sebagai pribadi seorang nabi dan antara ucapan beliau yang redaksinya langsu dari malaikat jibril dari Allah. Jika ajaran (nabi) Muhammad ﷺ adalah buah kebijaksanaan Muhammad ﷺ untuk apa ada perbedaan Al Quran dan Hadits.
3. Beberapa keputusan Rasulullaah ﷺ yang beliau ambil sebelum turun wahyu tentang hal itu, terkadang menuai teguran dari Allah, dan redaksi teguran itu tetap dicantumkan dalam Al Quran dan dibaca ummat Islam sepanjang masa. Seperti surat abasa, ayat tentang tebusan perang badar, dan ayat lainnya yang sharih menyalahkan tindakan Rasulullaah ﷺ. Jika Islam adalah ajaran yang lahir dari pribadi (nabi) Muhammad ﷺ dari mana dan untuk apa "celaan celan" (dalam tanda kutip) semacam ini diabadikan.
4. Rasulullah ﷺ seringkali ditanya tentang sesuatu, beliau tak menjawab, menunggu turun jawaban dari wahyu. Bahkan untuk membersihkan nama Sidah Aisyah dari tuduhan ifk saja beliau menunggu satu bulan dalam keadaan fitnah yang terus menggelinding. Jika Islam bukan dsri luar diri Nabi shallalahu alai wasalam untuk apa menunggu waktu.
5. Rasulullaah ﷺ adalah ummiy, tidak pernah menulis dan membaca. Tidak pernah menelaah buku buku. Jika Islam adalah hasil pemikiran, dari mana bisa beliau menemukan sejarah sejarah masa lampau seperti kisah Yusuf alaihissalam, ibu Musa ketika meletakkan bayinya di sungai, kisah firaun dan sejarah lain yang tak mungkin bisa ditemukan dari hasil berfikir.
Bahkan mereka menafsirkan ulang kata "wahyu" dimaknai sebagai pancaran jiwa Rasulullaah ﷺ. Kesimpulan naif yang meskipun memakai kata kata pujian, tak lain tak bukan adalah agar Islam disejajarkan dengan hasil pemikiran manusia, agar Islam bisa dikritik dan direvisi setiap waktu dengan hasil pemikiran, diambil dan ditinggalkan sesua tuntutan zaman.
Apakah mereka ini ada?
Ada dan banyak sekali. Rujuk buku buku Syaikh Buthi seperti Fiqh Sirah, Kubra Yaqiniyat Kauniyah, yg membuka kedok mereka.
Najih Ibn Abdil Hameed
Sumber FB Ustadz : Najih Ibn Abdil Hameed
Orang-orang atheis hanya memandang Nabi ﷺ sebagai sosok cerdas, titik. Sedangkan bagi kita, semua kemuliaan Nabi ﷺ adalah anugerah Allah.
Mereka mau memaksakan pengalaman spiritual Nabi ﷺ kepada teori mereka yang tidak paten, sehingga teori tersebut pun tumpang tindih. Di satu sisi mereka anggap Nabi ﷺ manusia paling cerdas, di sisi lain, pengalaman spiritual Nabi ﷺ seperti perjumpaan dengan Malaikat Jibril adalah gejala skizofrenia. Di satu sisi mereka katakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok paling sempurna : pemimpin negara, spiritual dan militer, guru sekaligus hakim. Tapi aspek mukjizat malah diingkari.
Makanya Imam Syahidul Mimbar al-Buthi katakan, bahwa Nabi Muhammad ﷺ memang pemimpin, panglima, namun sebelum semua itu, posisi paling tinggi beliau adalah UTUSAN ALLAH.
Sumber FB Ustadz : Fakry Emil Habib
Neurosains kalau membahas Wahyu, maka sudah bukan neurosains lagi. Objeknya saja beda jauh. Dari poin ini sudah kelihatan bahwa penulis status semacam ini tidak paham sama sekali apa yang dia bicarakan.
Neurosains ruang lingkupnya hanya syaraf, bukan hal di luar itu, apalagi hal yang dibahas adalah metafisik. Tidak usah jauh-jauh membahas Wahyu, membahas sumber informasi sederhana dalam kepala seseorang saja neurosains tidak mungkin mampu. Misalnya ada seseorang yang berkata bahwa kakeknya suka makan nasi goreng, maka seluruh pakar neurosains di dunia tidak mungkin mampu memutuskan apakah ucapan orang tersebut itu didapat dari pengamatannya langsung, hasil cerita orang tuanya, info tetangganya, hasil mimpi atau karangan dia sendiri. Meskipun otaknya dipindai dengan alat semisal MRI, PET, fMRI, MEG, dan SPECT, semua alat itu tidak mungkin memberi info darimana sumber pernyataan bahwa kakek orang tersebut suka nasi goreng. Untuk mengkonfirmasi tentang sumber pernyataan tersebut, baik menerima atau menolak, sama sekali bukanlah area neurosains atau alat-alatnya.
Untuk urusan info soal nasi goreng saja sudah tidak relevan bawa-bawa neurosains, lalu bagaimana bisa ia dibawa-bawa untuk sampai pada kesimpulan bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad yang wafat belasan abad lalu bukan berasal dari wahyu yang disampaikan oleh Jibril? Seandainya Nabi masih hidup pun sekarang, seluruh pakar neurosains dengan alat yang canggih tidak mungkin mengkonfirmasi atau menafikan itu sebab soal ini bukan ruang lingkup keilmuan mereka dan bukan peruntukan alat-alat mereka, apalagi ketika Nabi sudah wafat. Lagi-lagi ini sebenarnya hanya masalah logika sederhana, tapi sayangnya tidak semua kepala punya fitur logika.
Soal Al-Quran sendiri apakah ia wahyu atau bukan, ilmu Kalam dan Ulumul Qur'an sudah lama membahasnya secara tuntas tinggal dipelajari. Tapi kalau tidak mau ribet, buat saja Al-Qur'an tandingan lalu publikasikan. Orang yang yang berkata bahwa Al-Qur'an bukan Wahyu melainkan buku biasa sama seperti pedagang pasar loak yang ketika ditawarkan lukisan Monalisa hanya menaksirnya seharga 100 ribuan dan mengatakan bahwa pelukis mana pun bisa membuatnya. Nilai sesuatu hanya diketahui para ahli.
Barusan saya tengok postingan asli yang ditanggapi oleh Gus AWA ini.
Saya lihat bagaimana cara dia menjawab sanggahan-sanggahan di kolom komentarnya. Dari bahasa dan cara jawab yang seragam, saya berkesimpulan bahwa semua jawaban TS hanya copas dari ChatGPT atau semacamnya.
Sebenarnya dari tulisan awal dia udah kelihatan kog dia ngga paham apa yang ia tulis, jadi kalo selanjutnya hanya mengandalkan mesin AI ya wajar.
Gaya tulisannya kayak berita Tribunnews, pembukanya bombastis, isine ora mbejaji..😁
by Ustadz : Ahmad Atho
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad