MENGHARGAI FADHAL (ANUGERAH ALLAH)
Orang yang berkata bahwa ilmu itu tidak penting atau cerdas itu tidak penting, maka biasanya Allah akan menjauhkan keduanya dari diri orang itu dan anak-anaknya. Keduanya adalah fadhal (anugerah) yang diberikan Allah kepada hamba yang dipilihnya untuk menjadi nilai plus. Siapa yang mengecilkan nilai fadhal Allah tertentu, maka biasanya Allah tidak akan memberikan fadhal tersebut pada dia atau pun penerusnya.
Memangnya ada orang yang mengecilkan ilmu dan kecerdasan? Ada, bahkan banyak. Biasanya mereka memoles penghinaannya pada ilmu dan kecerdasan dengan membenturkannya pada fadhal Allah yang lain, semisal akhlak. Ucapan khas mereka ketika mengomentari ahli ilmu adalah "Ilmu itu tidak penting, percuma jadi orang cerdas bila akhlaknya buruk" atau "buat apa jadi orang pintar, yang penting itu akhlak". Ucapan semacam itu sebenarnya tidak salah, tapi menjadi kesalahan besar bila diucapkan untuk mengecilkan orang lain yang ilmu dan kecerdasannya melampaui dirinya. Hal semacam ini bukan tanda orang berakhlak baik sehingga pengucapnya menunjukkan minus ilmu dan minus akhlak sekaligus. Hukuman bagi orang itu adalah ketiadaan ilmu dan kecerdasan yang diremehkannya itu.
Rumusnya begini, kalau mengecilkan fadhal kekayaan, maka biasanya Allah tidak akan membuatnya kaya; Kalau mengecilkan fadhal jabatan, maka Allah tidak akan memberinya jabatan: Kalau mengecilkan fadhal karamah, maka Allah tidak akan memberinya karamah; Kalau mengecilkan fadhal kewalian, maka Allah tidak akan membuatnya mampu mencapai kewalian, dan demikian seterusnnya. Siapa yang mengecilkan suatu fadhal dengan berkata bahwa itu tidak penting atau hal remeh, maka fadhal itu akan jauh dari dirinya, meskipun dipoles dengan bahasa yang seolah benar.
Lalu bagaimana bila misalnya ada orang yang alim (ahil ilmu) yang betul-betul buruk akhlaknya, orang berakhlak baik tapi bodoh, orang kaya dermawan tapi kurang ibadahnya dan seterusnya di mana dia memiliki satu fadhal tapi minus dalam fadhal yang lain? Untuk menyikapinya jangan dengan cara merendahkan fadhal yang dia punya tapi cukup dengan jangan meniru kekurangannya sebab kekurangan itu menunjukkan bahwa dia hanya manusia biasa. Misalnya dengan berucap begini: "Allah memuliakannya dengan ilmu tapi sayang akhlaknya kurang baik" atau "Dia punya kelebihan dalam ibadah, meskipun ilmunya kurang" atau "Kita tiru ilmunya, tapi jangan akhlaknya". Ucapan semisal ini masih aman sebab menunjukkan penghargaan pada fadhal Allah.
Sekedar ingin bercerita jalan hidup saya, bagian ini boleh anda lewati kalau merasa tidak penting:
Dengan alasan tersebut di atas ketika dulu saya miskin, saya tidak pernah bilang bahwa kekayaan itu tidak penting sebab saya berharap Allah memberikan saya fadhal kekayaan. meskipun ada banyak orang kaya yang minus dalam hal lain. Ketika saya bodoh, saya tidak pernah berkata bahwa ilmu itu tidak penting sebab saya ingin fadhal ilmu, meskipun banyak orang berilmu yang punya kekurangan. Ketika saya lahir dan tumbuh di dunia pesantren, saya tidak pernah bilang pendidikan formal itu tidak penting; Ketika saya bersekolah formal, saya tidak pernah bilang pendidikan pesantren itu tidak penting. Alhamdulillah, Allah kemudian mempermudah saya mendapatkan ilmu, kecukupan harta, pendidikan pesantren yang mencukupi dan pendidikan formal hingga strata tertinggi.
Ohya, meskipun sewaktu mengaji dulu saya diajari bahwa prioritas utama dalam mencari pasangan adalah kualitas agamanya bukan kecantikan fisiknya, namun saya tidak pernah bilang bahwa cantik fisik itu tidak penting sebab saya ingin dapat istri yang bukan hanya baik hatinya tapi juga cantik dan menarik secara fisik, alhamdulillah dikasih betulan oleh Allah. Saya kenal kawan yang dulu suka bilang "cantik itu tidak penting, yang penting itu shalihah". Akhirnya keinginannya terkabul dapat istri yang (mungkin) shalihah, tapi yang jelas tidak cantik sehingga kalau bertemu candaannya selalu seputar wanita cantik, suatu fadhal yang tidak dia punya sebab diremehkan di masa lalu. Demikian pula kalau yang berkata "cantik dan body itu tidak penting sebab yang penting hanya kecantikan hati" adalah seorang perempuan, selama ini yang saya temui orangnya selalu tidak cantik dan secara fisik bodynya tidak ideal, sesuai ucapannya sendiri yang meremehkan fadhal tersebut. Dengan alasan yang sama, saya menghindari perkataan "nasab itu tidak penting" meskipun banyak saya lihat orang bernasab baik yang punya kekurangan di bidang lain, karena takut jangan-jangan nanti Allah menghukum saya dengan memberikan pasangan yang nasabnya buruk bagi keturunan saya.
Kalau ingin mendapatkan banyak fadhal, maka muliakan dan hargai semua fadhal. Kalau meremehkan fadhal tertentu, bersiaplah untuk merindukan fadhal itu di masa depan sebab biasanya Allah tidak akan memberikannya. Pahami ini dan raihlah keberuntungan.
Semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad