Akidah Thahawiyah Adalah Akidah Para Ulama Maturidiyah

Akidah Thahawiyah Adalah Akidah Para Ulama Maturidiyah

Al-Imam al-Thahawi hidup pada era dinasti Abbasiyah yang pada saat itu didominasi mazhab Mu'tazilah yang lahir melalui pengaruh Helenistik yang merasuki dunia Islam. Pada saat itu golongan yang berpegang teguh pada al-Qur'an dan al-Sunnah melakukan resistensi yang kemudian menamakan diri sebagai "Ahl al-Sunnah", sehingga lahir secara bersama beragam teologi yang Sunni (teguh pada Sunnah), misalnya al-Asy'ari di Baghdad, al-Maturidi di Samarkand, al-Zahiri di Andalusia, dan al-Thahawi di Mesir. 

Wilayah Iraq merupakan medan pertempuran antara teologi Sunni yang " dogmatis" dan Mu'tazili yang "diskursif". Kalangan Sunni Hanbali yang cenderung defensif kemudian mengalami "mihnah" sebab antipati dengan pendekatan diskursif. Kemudian Asy'ari tampil dengan perangkat diskursif mampu berdialektika dengan Mu'tazilah. Bahkan konon kalangan Hanbali pada saat itu mendukung usaha kalangan Asy'ari. 

Sedangkan di wilayah lain seperti di Mesir pada masa al-Thahawi dikuasai dinasti Thulun yang masih cenderung bersih dari pengaruh Helenistik sebagaimana yang tercermin dalam gubahan teologi Al-Thahawi yang agak kurang sistematis. Sebagai Teologi yang sama-sama berkiblat pada konsep Teologi Abu Hanifah, teologi al-Thahawi memang lebih "dogmatis" dibandingkan al-Maturidi yang cenderung diskursif. Meskipun demikian secara esensial keduanya berpijak pada pondasi yang sama, hanya berbeda dalam artikulasi rinciannya. 

Teologi al-Thahawi memang sangat simpel, terdiri dari ringkasan poin-poin keyakinan yang harus diketahui dan diimani seorang Muslim, didukung dengan ayat-ayat al-Qur'an serta menghindari permasalahan teologi yang pelik tanpa berargumen dengan pemikiran tertentu. Justru karena kesederhanaan uraian ini, teologi al-Thahawi cenderung diterima kaum Muslimin Sunni secara aklamasi, baik Hanbali, Asy'ari dan Maturidi. Hal ini dibuktikan adanya ragam syuruhat, hasyiyat, dan ta'liqat oleh ulama-ulama lintas zaman setelahnya. 

Syarh yang pertama kali muncul atas matan al-Thahawi berasal dari kalangan Maturidi yang lahir hampir setiap generasi, seperti syarh al-Syaibani, al-Turkistani, al-Qunawi, al-Qasthanthini, al-Babirti, al-Ghaznawi al-Busnawi dan sebagainya. Sedangkan dari kalangan al-Asy'ari baru pada era belakangan, seperti syarh al-Hariri, al-Kayfuni, Sa'id Faudah dan sebagainya. Adapun ada satu syarh klasik yang dianggap ganjil oleh kalangan Hanafi-Maturidi yaitu syarh Ibn Abi al-Izz al-Hanafi yang justru diklaim sebagai syarh paling Sunni oleh kalangan Salafi kontemporer karena mengikuti manhaj Taimi. Jadi jarang kalangan Salafi kontemporer punya syarh orisinil atas al-Thahawi melainkan berupa hawasyi dan ta'liqat atas syarh Ibn Abi al-Izz.

Sumbe FB Ustadz : Shadiq Sandimula

Akidah Thahawiyah Adalah Akidah Para Ulama Maturidiyah
Akidah Thahawiyah adalah akidah para ulama Maturidiyah (kembaran Asy'ariyah) sebab isinya adalah akidah para ulama Hanafiyah yang kemudian dikembangkan oleh Imam Abu Manshur al-Maturidiy. Semua syarahnya kalau nggak ikut madrasah Maturidiyah maka pasti Asy'ariyah, kecuali satu syarah yang syadz (nyeleneh) yaitu Syarah Ibnu Abil Izz at-Taymiy. Ibnu Abil Izz ini sering ditulis sebagai Al-Hanafi karena mazhabnya Hanafiyah tapi itu sekedar mazhab fikih. Adapun mazhab akidahnya adalah mazhab Taimiy mengikuti Ibnu Taymiyah, beda dengan para ulama Hanafiyah lain yang mengikuti Maturidiyah.

Para Wahabi saat ini banyak mengarang syarah akidah Thahawiyah dan mengklaimnya sebagai akidah ulama salaf, tapi sebenarnya itu hanya merujuk pada Syarah Ibnu Abil Izz, sedangkan Ibnu Abil Izz mengikuti bulat-bulat Ibnu Taymiyah. Sanadnya berhenti dan terputus di Ibnu Taymiyah, meskipun kitab yang disyarah adalah kitab Hanafiyah/Maturidiyah. Imam Abu Hanifah sendiri banyak dikritik oleh para Taymiy yang tidak segan menyebut beliau sebagai murji'ah. Akidah Imam Thahawi sendiri banyak diplintir oleh para Taymiy ketika tidak sesuai dengan Ibnu Taymiyah, misalnya ketika Imam Thahawi menafikan adanya arah apa pun bagi Allah, lalu diartikan hanya menafikan arah yang makhluk atau hanya menafikan Allah dilingkupi arah, bukan menafikan arah atas, dan sebagainya yang bertentangan dengan akidah para ulama Hanafiyah.

Tapi saking banyaknya plintiran, banyak orang sekarang yang mengira Akidah Thahawiyah versi Ibnu Abil Izz at-Taymiy adalah akidah salaf. Padahal justru itu satu-satunya syarah yang menyimpang dari jalan salaf.

Sumbe FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Akidah Thahawiyah Adalah Akidah Para Ulama Maturidiyah - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®