Hadis palsu bisa dinilai dari sejarah
Berbeda dengan hadis lemah yang harus diputuskan melalui analisis sanad, dan itu pun bisa saja hasilnya berbeda, hadis palsu tidak harus diputuskan memakai analisis sanad tapi juga dapat diputuskan kepalsuannya melalui sejarah.
Misalnya hadis yang mengatakan bahwa rokok berasal dari kencing iblis, itu sudah jelas hadis palsu sebab di zaman Nabi Muhammad belum ada rokok.
Demikian juga hadis yang menjanjikan pahala fantastis bagi setiap hari tarawih yang ada di Durrotun Nashihin itu. Hadis tersebut jelas palsu sebab di masa Nabi Muhammad belum ada istilah tarawih.
Hukum penggunaan hadis palsu berbeda dari hadis lemah. Kalau hadis lemah masih dipakai dalam hal keutamaan, tapi hadis palsu haram dibawakan apalagi diendorse karena ada ancaman dari Nabi Muhammad. Yang meremehkan ancaman Nabi Muhammad tersebut dan malah menyalahkan orang yang membahas kepalsuan sebuah hadis dengan ancaman yang dibuat-buat, seperti ancaman tidak berkah, su'ul adab pada penulis kitab dan sebagainya, adalah orang yang sengaja melawan Nabi Muhammad.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad