Iman Muqallid (Orang yang Hanya Ikut-ikutan)

Iman Muqallid (Orang yang Hanya Ikut-ikutan)

Iman Muqallid (orang yang hanya ikut-ikutan)

Soal iman muqallid, ada banyak perdebatan. Sederhananya, ulama terpecah jadi dua kubu besar, sebagian besar melarang iman berdasar taklid sebab kalau taklid artinya gak mantap. Sebagian lainnya menerima imannya orang yang bertaklid asalkan bisa mantap. Para ulama sering berkata bahwa ini adalah perbedaan pendapat. Bagi saya keduanya tidak beda pendapat namun hanya beda redaksi sebab dalam prakteknya sama saja. 

Yang pertama bilang gak boleh ikut-ikutan orang lain karena berarti gak mantap, sehingga wajib berpikir (nadhar) secara mandiri soal keimanan. Pendapat kedua menganggap cukup ikut orang lain asalkan mantap meski tidak berpikir mandiri. Masalahnya, dalam prakteknya untuk bisa mantap harus berpikir mandiri dahulu meskipun dengan penalaran yang paling sederhana atau dengan kata lain, untuk bisa mantap aslinya memang gak mungkin taklid. Jadi keduanya sama saja secara prinsip. Kedua belah pihak juga sepakat bahwa imannya orang yang menjawab "Saya tidak tahu, cuma ikut kata orang" ketika ditanya "apakah Tuhan ada dan bisa melihat kita?" adalah bermasalah. 

Jadi sebenarnya tidak ada perbedaan pendapat, hanya beda redaksi. Ini sama seperti perkataan dua orang wanita, yang pertama berkata "saya melarang suami saya menikah lagi" dan yang kedua berkata "saya memperbolehkan suami saya menikah lagi asalkan mendapat izin dari saya". Sepintas kedua wanita ini berbeda pendapat tetapi aslinya sama saja sebab yang kedua tidak akan memberi izin sampai mati.

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Iman Muqallid (Orang yang Hanya Ikut-ikutan) - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®