
Membedah Manhaj: Asy'ariyah, Maturidiyah, Atsariyah, dan Kriteria Identifikasi Ahlussunnah Wal Jamaah
Identifikasi Kelompok di Tengah Klaim
Di tengah maraknya kelompok yang mengklaim sebagai Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) atau pengikut Manhaj Salaf, menjadi krusial untuk membedakan antara metodologi teologis yang sahih dengan interpretasi baru. Kita perlu mengidentifikasi, Ahli Sunnah wal Jamaah, yang Mana? Jawabannya terletak pada pemahaman perbedaan mendasar antara Asy'ariyah, Maturidiyah, Atsariyah, dan Salafi Wahabi. Kriteria identifikasi ini harus didasarkan pada sanad keilmuan dan konsistensi metodologi, bukan sekadar klaim institusi modern.
Artikel ini akan membedah empat metodologi utama dalam Akidah, mengkritik klaim otoritas berbasis lokasi, dan menyimpulkan kriteria Aswaja yang sesungguhnya.
1. Perbedaan Metodologi Empat Kelompok
Meskipun semua kelompok ini mengklaim mengikuti Nabi ﷺ dan para Sahabat, perbedaan mendasar terletak pada cara mereka menetapkan dan memahami Sifat-Sifat Allah dan peran Akal dalam teologi (Ilmu Kalam).
|
Kelompok |
Metodologi Akidah Utama |
Sikap Terhadap Mutasyabihat |
Status Dalam Aswaja |
|---|---|---|---|
|
Asy'ariyah |
Kalam (Teologis). Menjaga Tanzih mutlak. |
Takwil (Mayoritas Khalaf) atau Tafwidh (Mayoritas Salaf). |
Bagian Utama Aswaja. |
|
Maturidiyah |
Kalam (Teologis). Lebih menekankan peran akal. |
Takwil jika nash bertentangan dengan dalil akal yang qath'i (pasti). |
Bagian Utama Aswaja. |
|
Atsariyah Klasik |
Atsar (Tekstualis). Anti-Kalam. |
Tafwidh al-Kayfiyyah (menyerahkan bentuk/hakikat Sifat, tanpa Tajsim). |
Bagian Utama Aswaja. |
|
Salafi Wahabi |
Literalitas. Menolak Kalam dan Tasawuf. |
Itsbat al-Sifat secara literal (zhahir) dan menolak Takwil dan Tafwidh al-Makna. |
Dianggap kelompok non-Aswaja atau Mujassimah oleh mayoritas ulama. |
Kesimpulan Metodologi: Tiga kelompok pertama (Asy'ariyah, Maturidiyah, dan Atsariyah Klasik) diakui sebagai Aswaja karena tujuan akhir mereka adalah Tanzih (menyucikan Allah dari sifat makhluk) dan mereka menerima otoritas Taqlid Mazhab Fikih.
2. Ikut Ahlussunnah atau Alumni Madinah?
Di era modern, otoritas seringkali diklaim berdasarkan gelar akademik atau institusi modern tertentu. Isu Ikut Ahlussunnah atau Alumni Madinah? adalah pertanyaan kritis tentang mana yang lebih utama: sanad keilmuan atau lokasi studi saat ini.
- Klaim Lokasi: Beberapa kelompok mengklaim otoritas hanya karena mereka berafiliasi atau lulus dari institusi di pusat-pusat Islam modern.
- Kritik Aswaja: Aswaja menekankan bahwa otoritas Akidah bukan ditentukan oleh lokasi studi saat ini, melainkan oleh sanad keilmuan yang tidak terputus (Mata Rantai Aqidah Salaf) hingga ke Imam Asy'ari/Maturidi dan akhirnya kepada Rasulullah ﷺ. Banyak ulama Aswaja terbesar (Imam Ghazali, Imam Nawawi, dll.) adalah Asy'ari/Maturidi, dan merekalah yang menjadi rujukan.
- Intinya: Akidah Aswaja yang sahih diwariskan melalui kitab, kurikulum, dan guru yang bersanad, bukan hanya karena lulus dari universitas tertentu.
3. Kriteria Identifikasi: Ahli Sunnah wal Jamaah, yang Mana?
Untuk menjawab pertanyaan, Ahli Sunnah wal Jamaah, yang Mana? Aswaja menawarkan kriteria identifikasi yang kokoh, yang melampaui klaim verbal dan fokus pada metodologi praktis:
- Akidah Teologis: Menganut salah satu dari tiga madrasah yang diakui: Asy'ariyah, Maturidiyah, atau Atsariyah Klasik (yang memegang teguh Tafwidh tanpa Tajsim).
- Fikih (Hukum): Berpegang pada Empat Mazhab Fikih (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali) melalui jalur Taqlid (mengikuti).
- Spiritualitas (Ihsan): Mengikuti Tasawuf Sunni yang bersanad (Imam Junaid al-Baghdadi, Imam Al-Ghazali) dan menolak Tasawuf filosofis yang menyimpang.
- Sikap Moderat: Tidak mudah mengkafirkan (Takfir), menjaga persatuan umat, dan menghormati perbedaan furu' (cabang).
Kelompok yang menolak salah satu dari empat pilar ini secara total (misalnya, menolak Kalam Aswaja, menolak Taqlid Mazhab, dan menolak Tasawuf Sunni) adalah kelompok yang keluar dari garis As-Sawadul Adzom (mayoritas ulama) Aswaja.
Konsistensi Adalah Kunci
Asy'ariyah, Maturidiyah, dan Atsariyah Klasik adalah representasi sejati dari Ahlussunnah wal Jama'ah yang konsisten dalam menjaga Tanzih dan Sanad Keilmuan. Bagi umat, kunci untuk menemukan Aswaja yang benar adalah dengan memeriksa konsistensi mereka dalam tiga pilar: Akidah, Fikih, dan Tasawuf.
Sumber : Kajian Ulama