Dusta Populer Terhadap Asy'ariyah, Pola Perebutan Aset Umat, dan Kritik Nalar Anti-Aswaja

Fitnah dan Propaganda: Dusta Populer Terhadap Asy'ariyah, Pola Perebutan Aset Umat, dan Kritik Nalar Anti-Aswaja

Fitnah dan Propaganda: Dusta Populer Terhadap Asy'ariyah, Pola Perebutan Aset Umat, dan Kritik Nalar Anti-Aswaja

Membela Akidah dari Fitnah

​Akidah Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), yang diwakili oleh Asy'ariyah dan Maturidiyah, telah menjadi target kampanye negatif dan fitnah yang meluas selama beberapa dekade. Serangan ini bukan hanya bersifat ilmiah teologis, tetapi juga berupa Dusta-Dusta Wahabi Yang Populer Terhadap Asyairah yang bertujuan mendiskreditkan Akidah mayoritas umat Islam. Konflik ini bahkan merembet ke ranah praktik dengan adanya Pola Licik Wahhabi Untuk Mengambil Masjid Aswaja di berbagai wilayah.

​Artikel ini akan mengungkap beberapa tuduhan fitnah paling umum, membedah nalar yang mendasarinya, dan menyinggung strategi perebutan fasilitas umat.

​1. Dusta-Dusta Populer Terhadap Asy'ariyah

​Tuduhan atau "dusta" yang paling sering dilontarkan terhadap ulama Asy'ariyah dan Akidah mereka pada dasarnya adalah upaya untuk mengaitkan mereka dengan sekte-sekte sesat yang muncul di masa lalu, demi menjauhkan umat dari Akidah mayoritas.

​A. Dusta Ta'til (Penolakan Sifat Allah)

  • Tuduhan: Asy'ariyah dituduh sebagai Mu'attilah (penolak sifat) atau Jahmiyyah karena melakukan Takwil (penafsiran) pada Sifat Khabariyah (seperti Yad atau Istiwa').
  • Fakta: Ini adalah dusta. Asy'ariyah menetapkan (Itsbat) semua sifat kesempurnaan Allah, tetapi mereka menolak penyerupaan (Tasybih) dengan makhluk. Takwil dilakukan untuk menjaga Tanzih mutlak. Justru Mu'attilah menolak Sifat Allah secara total, sementara Asy'ariyah hanya menolak makna literal yang mengarah pada Tajsim.

​B. Dusta Mendahulukan Akal

  • Tuduhan: Asy'ariyah mendahulukan akal daripada nash (wahyu), seperti Mu'tazilah (seperti yang dibahas di Artikel 3).
  • Fakta: Asy'ariyah menggunakan akal sebagai alat pembuktian untuk menetapkan fondasi keimanan (Wujud Allah), tetapi dalam rincian Syariat dan hukum, mereka tunduk pada nash. Mereka justru menentang Mu'tazilah dalam isu Tahsin wa Taqbih Aqly (menentukan baik buruk dengan akal).

​C. Dusta Wihdatul Wujud

  • Tuduhan: Seluruh Aswaja dituduh mengikuti ajaran Wihdatul Wujud (kesatuan eksistensi), sebuah ajaran tasawuf filosofis yang kontroversial.
  • Fakta: Wihdatul Wujud bukanlah Akidah Aswaja. Ulama Aswaja mempraktikkan Tasawuf Sunni (Imam Junaid al-Baghdadi), yang justru memisahkan secara tegas antara Khaliq (Pencipta) dan Makhluq (Makhluk).

​2. Pola Licik Perebutan Aset Umat

​Konflik Akidah ini tidak berhenti pada debat ilmiah, tetapi menjalar ke perebutan aset-aset fisik yang vital bagi umat, seperti masjid, mushala, dan lembaga pendidikan.

  • Pola Licik Wahhabi Untuk Mengambil Masjid Aswaja: Strategi ini umumnya melibatkan infiltrasi bertahap:
    1. Penguasaan Keuangan: Menyumbang dana besar untuk renovasi atau pembangunan masjid.
    2. Infiltrasi Manhaj: Mengisi posisi imam atau khatib dengan dai yang bermanhaj non-Aswaja, secara bertahap mengganti materi khutbah dan pengajian.
    3. Pengusiran Amaliah: Melarang amaliah khas Aswaja (seperti zikir jahr atau qunut subuh) dan menyebarkan tuduhan bid'ah kepada jamaah lama.
  • Tujuan: Tujuan akhirnya adalah mengubah pusat-pusat ibadah yang tadinya berhaluan Aswaja menjadi markas Salafi-Wahhabi, sehingga merusak Sanad Keilmuan Aswaja di masyarakat.

​3. Kritik terhadap Nalar Anti Asy'ariyah

Nalar Anti Asyariyah adalah pola pikir yang menolak Akidah mayoritas ulama dan umat Islam (As-Sawadul Adzom). Nalar ini biasanya bersifat:

  • Sektarianisme: Meyakini bahwa hanya kelompok mereka sendiri yang benar (al-Firqah an-Nâjiyah), sementara ulama dan umat mayoritas (Asy'ariyah/Maturidiyah) dianggap sesat.
  • Literalitas Berlebihan: Menolak Tanzih dan Takwil para ulama, menyebabkan mereka terperosok ke dalam Tajsim (antropomorfisme) atau pemahaman yang bertentangan dengan kesucian Allah.
  • Anti-Tradisi: Menolak Taqlid (mengikuti mazhab fikih), Tasawuf (spiritualitas), dan Kalam (teologi) secara total, yang merupakan tiga pilar utama tradisi Aswaja.

​Akidah Aswaja hadir sebagai penjaga umat dari nalar ekstrem ini, mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan, menjaga adab, dan berpegang pada metode yang telah disepakati oleh ulama otoritatif.

Waspada dan Teguh

​Menghadapi Dusta-Dusta Wahabi Yang Populer Terhadap Asyairah dan Pola Licik dalam perebutan fasilitas, umat Islam Aswaja wajib meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat basis keilmuan mereka. Memahami Akidah secara mendalam dan menjaga sanad adalah benteng terkuat melawan fitnah Akidah dan upaya disintegrasi umat.

​Sumber : Kajian Ulama

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Dusta Populer Terhadap Asy'ariyah, Pola Perebutan Aset Umat, dan Kritik Nalar Anti-Aswaja - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®