Kesaksian ulama Ahlussunnah wal Jama'ah tentang Ibn Abdul Wahhab dan pengikutnya, yaitu Wahhabi:
قال الشيخ أحمد الصاوي المالكي في تعليقه على الجلالين في تفسير قوله تعالى: {أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا} سورة فاطر ٨ :
"وقيل: هذه الآية نزلت في الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب والسنة، ويستحلون بذلك دماء المسلمين وأموالهم، كما هو مشاهد الآن في نظائرهم، وهم فرقة بأرض الحجاز يقال لهم: الوهابية، يحسبون أنهم على شيء ألا إنهم هم الكاذبون، استحوذ عليهم الشيطان فأنساهم ذكر الله أولئك حزب الشيطان ألا إن حزب الشيطان هم الخاسرون"، يقول: "نسأل الله الكريم أن يقطع دابرهم"
Syaikh Ahmad Ash-Shawi al-Maliki dalam ta'liqnya atas kitab tafsir Jalalain dan menafsirkan QS. Fathir: 8, beliau mengatakan:
“Menurut satu pendapat, ayat ini (QS. Fathir: 8) turun tentang kaum Khawarij yang merubah takwil Al-Qur’an dan Sunnah, dengan dasar demikian itu mereka menghalalkan darah umat Islam dan harta benda mereka, sebagaimana ajaran Khawarij tersebut dapat disaksikan di zaman kita sekarang pada orang-orang yang serupa dengan mereka, yaitu suatu kelompok di bumi Hijaz yang disebut dengan Wahhabiyyah. Mereka [Wahhabiyyah] mengira bahwa mereka di atas kebenaran, padahal tidak lain sesungguhnya mereka adalah PARA PENDUSTA, mereka telah dikuasai oleh SETAN, sehingga setan telah melalaikan mereka dari ingat kepada Allah, MEREKA ADALAH GOLONGAN SETAN, dan sesungguhnya golongan setan adalah golongan yang merugi, kita memohon kepada Allah semoga Allah menghancurkan mereka”.
[Hasyiah Tafsir al-Jalalain QS. Fathir: 8].
Dalam beberapa cetakan Hasyiah Tafsir al-Jalalain, teks dari perkataan Syaikh Ahmad Ash-Shawi tersebut telah dihapus oleh kaum Wahhabiyyah Mujassimah Musyabbihah. Mereka tidaklah mencari kebenaran apalagi berada pada kebenaran, mereka hanya orang-orang yang merperturutkan hawa nafsu, karena mereka adalah GOLONGAN SETAN.
قال مفتي الحنابلة بمكة المتوفى سنة ١٢٩٥ هـ في كتابه السحب الوابلة في ترجمة والد محمد ابن عبد الوهاب :
وهو والد محمّد صاحب الدعوة التي انتشر شررها في الافاق، لكن بينهما تباين مع أن محمدًا لم يتظاهر بالدعوة إلا بعد موت والده، وأخبرني بعض من لقيته عن بعض أهل العلم عمّن عاصر الشيخ عبد الوهاب هذا أنه كان غضبان على ولده محمد لكونه لم يرض أن يشتغل بالفقه كأسلافه وأهل جهته ويتفرس فيه أن يحدث منه أمر، فكان يقول للناس: يا ما ترون من محمد من الشر
Mufti Hanbali di Mekah yang wafat pada tahun 1295 H dalam kitabnya "as-Suhub al-Wabilah" dalam biografi ayahanda Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau berkata:
"Ia (Abdul Wahhab bin Sulaiman) adalah ayahanda Muhammad, pemilik dakwah yang telah menyebarkan keburukan (kejahatan) ke seluruh penjuru. Namun, ada perbedaan antara keduanya, meskipun Muhammad tidak menampakkan dakwahnya kecuali setelah kematian ayahandanya. Beberapa orang yang aku telah bertemu dengannya menginformasikan kepadaku tentang beberapa ulama yang semasa dengan syaikh Abdul Wahhab ini (ayahanda Muhammad bin Abdul Wahhab), bahwa ia marah kepada anaknya Muhammad karena tidak mau mempelajari fiqih seperti nenek moyang dan ulama di daerahnya. Ia khawatir bahwa anaknya akan melakukan sesuatu yang tidak baik. Oleh karena itu, ia selalu berkata kepada orang-orang: 'Lihatlah, apa yang akan terjadi dari Muhammad, pasti kejahatan."
[As-Suhub al-Wabilah h. 275-276]
قال الإمام الجليل وخاتم الحنفيين وإمامهم ابن عابدين الحنفي في رد المحتار على الدر المختار (٤ / ٢٦٢) ما نصه :
مطلب في أتباع ابن عبد الوهاب" : الخوارج في زماننا : قوله: "ويكفرون أصحاب نبينا صلى الله عليه وسلم) علمت أن هذا غير شرط في مسمى الخوارج، بل هو بيان لمن خرجوا على سيدنا علي رضي الله تعالى عنه، والا فيكفي فيهم اعتقادهم كفر من خرجوا عليه، كما وقع في زماننا في أتباع محمد بن عبد الوهاب الذين خرجوا من نجد وتغلبوا على الحرمين، وكانوا . ينتحلون مذهب الحنابلة »
"Imam Ibn Abidin al-Hanafi, seorang imam besar dan penutup dari mazhab Hanafi, dalam kitabnya "Radd al-Muhtar 'ala al-Durr al-Mukhtar" (jilid 4, halaman 262) berkata:
"Bab tentang pengikut Ibn Abdul Wahhab: "Khawarij di zaman kita: perkataan pengarang kitab tentang khawarij: 'Mereka mengkafirkan sahabat Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam.' Aku tahu bahwa ini bukanlah syarat untuk disebut Khawarij, tapi ini adalah penjelasan tentang orang-orang yang keluar dari ketaatan (memberontak) kepada Sayyidina Ali radhiyallahu 'anhu. Jika tidak, maka cukup bagi mereka untuk dianggap kafir karena mereka menganggap orang yang keluar dari ketaatan (memberontak) kepada Sayyidina Ali sebagai kafir, seperti yang terjadi di zaman kita dengan pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab yang keluar dari Najd dan menguasai dua kota suci (Makkah dan Madinah), dan mereka mengaku-ngaku mengikuti mazhab Hanbali."
قال الشيخ أحمد بن زيني دحلان في كتابه فتنة الوهابية ص ١٩ مانصه :
هذا حاصل ما كان في قصة الوهابي بغاية الاختصار ولو بسط الكلام في كل قضية لطال، وكانت فتنهم من المصائب التي أصيب بها أهل الإسلام فإنهم سفكوا كثيرًا من الدماء وانتهبوا كثيرًا من الأموال، وعم ضررهم، وتطاير شررهم فلا حول ولا قوة إلا بالله، وكثير من أحاديث النبي صلى الله عليه وسلم فيها التصريحبهذه الفتنة كقوله صلى الله عليه وسلم : " يخرج أناس من قبل الشرق يقرأون القرءان لا يجاوز تراقيهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية سيماهم التحليق »
Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan dalam kitabnya "Fitnah al-Wahhabiyah" (halaman 19) berkata:
"Ini adalah ringkasan dari kisah Wahhabi dengan singkat. Jika saya menjelaskan setiap masalah secara panjang lebar, maka akan memakan waktu lama. Fitnah mereka adalah salah satu musibah yang menimpa umat Islam, karena mereka telah menyebabkan banyak darah tertumpah, banyak harta yang dirampas, dan banyak kerusakan yang terjadi. Mereka telah menyebarkan kejahatan mereka, dan tidak ada daya atau kekuatan melawan mereka kecuali dengan pertolongan Allah. Banyak hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang menyebutkan tentang fitnah ini, seperti sabda beliau: 'Akan muncul orang-orang dari arah timur yang membaca Al-Qur'an, tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka akan keluar dari agama seperti panah yang keluar dari busurnya. Tanda mereka adalah penggalakan (yaitu, mencukur rambut mereka)".
Mereka melontarkan perkataan keji dan tuduhan-tuduhan buruk kepada Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan, seakan-akan didunia ini hanya Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan yang menuliskan sejarah berdarah, pembantaian dan kekejian kaum Wahhabiyyah Mujassimah Musyabbihah, seakan-akan hanya beliau yang menentang dakwah Kaum Wahhabiyyah.
قال القاضي أبي حفص عمر ابن المفتي : قاسم المحجوب التونسي المالكي في رسالته إلى ابن عبد الوهاب :
قد أنبأتنا في هذا الكتاب، وأعربت في طي الخطاب، عن عقائد المبتدعة، الزائغين عن السنة المتبعة، الراكبين مراكب الاعتساف الراغبين عن جمع الكلمة والائتلاف فالنصيحة النصيحة، أن تنزع لباس العقائد الفاسدة وتتسربل العقائد الصحيحة، وترجع إلى الله وتؤمن بلقاه، ولا تكفر أحدًا بذنب اجتناه فإن تبتم فهو خير لكم، وإن توليتم فاعلموا أنكم غير معجزي الله
Qadhi Abu Hafsh Umar ibn al-Mufti, Qasim al-Mahjub al-Tunisi al-Maliki, dalam Risalahnya kepada Ibn Abdul Wahhab berkata:
"Telah diberitahukan kepada kami dalam kitab ini, dan dinyatakan dalam surat ini, tentang aqidah-aqidah orang-orang ahli bid'ah, yang menyimpang dari Sunnah yang diikuti, orang-orang yang menunggangi kendaraan tirani (kekuasaan zhalim dan sewenang-wenang), yang ingin memecah belah kata-kata kesepakatan dan memecah belah persatuan. Maka nasihat kami adalah nasihat yang tulus, yaitu agar kamu melepas baju aqidah yang rusak dan mengenakan baju aqidah yang benar, dan agar kamu bertobat kembali kepada syariat Allah dan beriman kepada pertemuan dengan-Nya (keyakinan, perbuatan dan perkataan mu akan dihisab oleh-Nya di hari kiamat), dan janganlah kamu mengkafirkan seseorang karena dosa yang telah dilakukannya. Ingatlah firman Allah:
فإن تبتم فهو خير لكم، وإن توليتم فاعلموا أنكم غير معجزي الله
Jika kamu bertaubat, maka itu adalah kebaikan bagi kamu, dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak akan dapat melemahkan Allah (menghindari azab Allah) [Q.S At-Taubah 9:3]."
[Risalah Ulama Tunis Ila Adh-Dhalli al-Wahhabi]
قال العلامة جميل صدقي الزهاوي في كتابه الفجر الصادق ص ١١ ما نصه :
وقد كان محمد بن عبد الوهاب ممن يتفرس مشايخه وأساتذته فيه الضلال، حيث كان عندما يتردد إلى مكة والمدينة لأخذ العلم من علمائهما، وعندما كان يدرس على الشيخ محمد بن سليمان الكردي والشيخ محمد حيات السندي كانا يتفرسان فيه الغواية والإلحاد، بل يتفرس غيرهما فيه مثل ذلك، وكان ينطق الكل بأنه سيضل الله تعالى هذا، ويضل به من أشقاه من عباده
Al-'Allamah Jamil Shidqi az-Zahawi dalam kitabnya "Al-Fajr as-Shadiq" (halaman 11) berkata:
"Dan sungguh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah termasuk orang yang telah difirasati oleh syeikh dan gurunya bahwa kelak dia akan menjadi orang sesat dan menyesatkan. seperti ketika dia sering mengunjungi Makkah dan Madinah untuk mengambil ilmu dari para ulama, disana dia belajar di bawah bimbingan Syeikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi dan Syeikh Muhammad Hayat al-Sindi, mereka berdua mempunyai firasat pada muridnya Muhammad bin Abdul Wahhab ini ada kesesatan dan ilhâd (penyimpangan dalam ajaran agama), bahkan ulama-ulama yang lain pun punya firasat yang sama seperti itu. Dan dia biasa mengatakan kepada semua orang bahwa Allâh ta'ala akan menyesatkan ini, sehingga dengan sebab ajaran dia (Muhammad bin Abdul Wahhab), menjadi tersesat lah orang-orang yang telah dikehendaki oleh Allah dari sebagian hamba hamba Nya".
قال الحافظ أحمد بن محمد بن الصديق الغماري في كتابه قطع العروق الوردية من صاحب البروق النجدية ما نصه :
والقوم غير طالبين للحق ولا باحثين عما يوصلهم إليه، حتى ينظروا في أدلته نظر تبصر وتفهم وإنصاف و اعتراف، بل هم ضالون مضلون ولا يهمهم إلا ترويج ضلالهم ، وانفاق باطلهم على ضعفة العقول بكل وسيلة ، فيكذبون الكذب الفاحش الصراح عند توقف ترويج ضلالهم عليه ، والاضطرار إلى دفع الحق والصواب به ، ويرمون مع ذلك البرئ الصادق به ، وينسبون إليه ما لم يجر بخاطره فضلا عن أن ينطق به.... ثم يشنعون عليه أقبح تشنيع
Al-Hafizh Ahmad bin Muhammad bin as-Shiddiq al-Ghumari dalam kitabnya "Qat'u al-'Uruq al-Wardiyyah min Shahib al-Baruq an-Najdiyyah" berkata:
"Dan orang-orang Wahhabi tersebut adalah kaum yang tidak mau mencari kebenaran dan tidak mau mencari jalan untuk mencapai kebenaran, bahkan mereka tidak mau mempelajari dalil-dalil yang dapat membawa mereka kepada kebenaran dengan berfikir yang jernih, mengkaji, memahami, adil, dan mengakui kebenaran dalil-dalil tersebut. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang sesat dan menyesatkan, dan tidak ada yang mereka pedulikan kecuali menyebarkan kesesatan mereka dan menghabiskan harta mereka yang batil untuk mempengaruhi orang-orang yang lemah akal dengan semua cara. Mereka berbohong dengan kebohongan yang nyata dan terang-terangan ketika penyebaran kesesatan mereka terhambat olehnya, dan berusaha memaksakan penolakan mereka terhadap suatu kebenaran. Dan bersamaan dengan itu mereka melemparkan tuduhan buruk kepada orang alim yang tidak bersalah dan jujur, dan mereka menuduhnya dengan sesuatu yang tidak pernah terlintas dalam pikiran orang alim tersebut, apalagi untuk diucapkannya.... Kemudian mereka memfitnahnya dengan fitnah yang paling buruk (keji)."
قال الشيخ سليمان ابن عبد الوهاب في كتابه الصواعق الإلهية في الرد على الوهابية ، ص ٥ مانصه :
اليوم ابتلى الناس بمن ينتسب الى الكتاب والسنه ويستنبط من علومهما ولا يبالى من خالفه، ومن خالفه فهو عنده كافر، هذا وهو لم يكن فيه خصله واحده من خصال اهل الاجتهاد، ولا والله ولا عشر واحده، ومع هذا راج كلامه على كثير من الجهال فانا لله وانا اليه راجعون
Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab dalam kitabnya "As-Shawa'iq al-Ilahiyyah fi ar-Radd 'ala al-Wahhabiyyah" (halaman 5) berkata:
"Hari ini masyarakat muslim mengalami bala dan musibah dalam agama yang disebabkan oleh sekelompok orang (kaum Wahhabi) yang menganggap paham dan ajarannya murni berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah. Mereka sendiri saja yang berhak menggali dan menyimpulkan hukum (intinbâth) dari ilmu-ilmu Qur'an dan Sunnah. Mereka tidak peduli jika ada yang menyalahinya. Dan siapa pun yang menyalahi dan menentang mereka adalah kafir menurut mereka. Di antara mereka tidak ada seorang pun yang mampu memenuhi satu kriteria pun dari beberapa kriteria sebagai ahli ijtihad. Tidak ada.. demi Allah tidak ada satu kriteria pun pada mereka.. bahkan sepersepuluh darinya pun tidak ada. Meskipun demikian, yang anehnya paham dan ajaran mereka ini telah menguasai banyak orang bodoh.. Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn".
Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab adalah saudara kandung dari Muhammad bin Abdul wahhab pengasas dakwah Wahhabiyyah yang telah menyebarkan keburukan (kejahatan) ke seluruh penjuru bumi. Bahkan keluarganya, Ayahandanya, saudaranya, serta orang-orang di kampung halamannya menolak dakwahnya.
قال المحدث الشيخ عبد الله الهرري في كتابه : « المقالات السنية في كشف ضلالات أحمد ابن تيمية » ما نصه :
ثم إنكم كاذبون في دعوى السلفية، أي سلفي أنكر قول: يا محمد عند الضيق ؟ فتسميتكم أنفسكم بهذا الاسم حرام لأنها توهم أنكم على عقيدة السلف وأنتم لستم على عقيدة السلف ولا الخلف، أنتم تدينون دينا جديدا
Al-Muhaddits Syekh Abdullah al-Harari dalam kitabnya "Al-Maqalat as-Sunniyyah fi Kasyf Dhalalat Ahmad bin Taimiyah" berkata:
"Kemudian, kalian adalah pendusta dalam klaim kalian sebagai pengikut Salaf (salafiyyah), apakah ada seorang Salafi yang menyangkal ucapan "Ya Muhammad" saat kesulitan? Maka, penamaan kalian terhadap diri kalian sendiri dengan nama ini adalah haram, karena itu menimbulkan kesan bahwa kalian berada di atas aqidah Salaf, padahal kalian tidak berada di atas aqidah Salaf, juga tidak berada di atas aqidah Khalaf. Kalian memiliki agama yang baru."
قال الشيخ ابراهيم بن عثمان السمنهودي في كتابه « سعادة الدارين » ص ٤٨ ما نصه :
اصل الوهابيه قوم من جهلة الاعراب .... ينسبون الي رئيسهم محمد بن عبد الوهاب النجدي المبتدع الخارجي الضال المضل و انما نسبوا اليه لانهم تبعوه على عقائده الباطله الشنيعه و افعاله السيئه الفظيعة
Syaikh Ibrahim bin Utsman Al-Samanhudi mengatakan dalam Kitabnya “Sa'âdat al-Darayn,” hal.48, berkata:
"Asal usul Wahhabiyyah adalah suatu kaum dari orang-orang Arab Badui yang bodoh... Mereka menisbatkan diri mereka kepada pemimpin mereka Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi sebagai ahli bid'ah, Khawarij, sesat dan menyesatkan. Hanya saja mereka (kaum Wahhabi) menisbatkan diri mereka kepada nya (Muhammad bin Abdul Wahhab) karena mereka mengikutinya pada aqidahnya yang bathil dan perbuatan buruknya yang keji".
Sumber FB : Ahlus Sunah Wal Jama'ah Riau : Aqidah Asy'ariyyah wal Maturidiyyah