​Kelompok Yang Menolak Fakta Adanya Khilafiyyah: Analisis Khilafiyah Ala Salafi dan Pembedaan dengan Bid'ah

​Kelompok Yang Menolak Fakta Adanya Khilafiyyah: Analisis Khilafiyah Ala Salafi dan Pembedaan dengan Bid'ah

​Kelompok Yang Menolak Fakta Adanya Khilafiyyah: Analisis Khilafiyah Ala Salafi dan Pembedaan dengan Bid'ah

​Dalam tradisi keilmuan Islam, Khilafiyah (perbedaan pendapat) yang berlandaskan ijtihad yang sah adalah rahmat dan keniscayaan. Namun, di era kontemporer, muncul kecenderungan yang kuat dari Kelompok Yang Menolak Fakta Adanya Khilafiyyah, yang mendakwa bahwa hanya ada satu kebenaran yang mutlak dalam semua urusan Fikih dan Akidah. Penolakan ini sering kali bersumber dari pemahaman yang kaku terhadap Hadis dan kurangnya penghargaan terhadap metodologi Ushul Fiqh yang kompleks.

​Pembahasan ini akan mengupas polemik seputar Khilafiyah di era modern, menganalisis kritik terhadap tradisi perbedaan, dan meluruskan istilah-istilah yang sering disalahpahami.

Argumentasi Penolakan: Mengapa Ada yang Mendakwa "Tidak Ada Khilafiyah?"

​Beberapa kelompok cenderung menolak konsep Khilafiyah yang diakui (mu'tabar) karena dua alasan filosofis utama:

​A. Isu Filosofis: Kebenaran Mutlak vs Ijtihad

​Pertanyaan mendasar yang sering diajukan adalah: Khilafiyah, Bukankah Kebenaran Hanya Satu? Tentu saja, kebenaran mutlak hanya ada di sisi Allah. Namun, ulama Ahlussunnah berpendapat bahwa Khilafiyah adalah konsekuensi dari upaya (ijtihad) manusia untuk menemukan kebenaran. Dalam perkara furu' (cabang), hasil ijtihad ulama tidak bisa disalahkan selama mengikuti metodologi yang benar.

  1. Dampak Ijtihad: Penilaian Terhadap Hadits Bersifat Ijtihadi, yang berarti ulama berbeda dalam penerimaan dan penafsiran hadis. Mengabaikan fakta ini sama saja menolak ribuan tahun tradisi keilmuan yang kaya.
  2. Sikap Ekstrem: Kelompok penolak sering mendakwa, Tidak Ada Khilafiyah? bagi mereka, karena segala sesuatu sudah jelas dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Padahal, teks-teks tersebut seringkali bersifat zhanni (multi-tafsir) yang justru membuka ruang bagi Khilaf Para Ulama sejak dahulu.

​B. Analisis Khilafiyah Ala Salafi (Kritik Metodologi)

​Istilah Khilafiyah Ala Salafi sering merujuk pada metodologi yang cenderung membatasi ruang lingkup Khilafiyah mu'tabar. Kritik utama mereka:

  1. Menolak Taqlid Mazhab: Mereka menolak taqlid (mengikuti) mazhab secara buta dan menyerukan kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah secara langsung. Namun, ulama mu'tabar dari kalangan Salaf pun tidak menolak Khilafiyah yang didasari ijtihad yang kuat.
  2. Kekakuan Fatwa: Metodologi yang kaku ini seringkali menghasilkan fatwa yang tunggal dan menolak pandangan ulama yang telah diakui (Jumhur Ulama), yang bertentangan dengan prinsip Khilafiyah Abadi yang diakui ulama sejak lama.

Meluruskan Istilah: Khilafiyah vs Bid'ah

​Salah satu penyebab utama perpecahan di era modern adalah penyamaan antara Khilafiyah yang sah dengan Bid'ah (inovasi yang sesat).

​A. Pembedaan Konsep

​Isu Masalah Kilafiyah dengan Bidah harus diluruskan:

  1. Khilafiyah (Perbedaan Ijtihad): Memiliki dasar dalil yang kuat (Dharuriyyatul Khilaf) atau kaidah Ushul Fiqh yang diakui. Contoh: Hukum membaca Qunut Subuh (Mazhab Syafi'i sunnah, Mazhab Hanafi tidak).
  2. Bid'ah (Inovasi dalam Agama): Tidak memiliki dasar dalil yang jelas dan bertentangan dengan praktik Nabi dan Sahabat. Contoh: Menambahkan Rakaat Shalat Wajib.

​Ulama Fikih, seperti yang diajarkan oleh Syekh Ali As-Shabuni dan Masalah Khilafiyah yang Tak Kunjung Usai dalam karyanya, telah mengajarkan bahwa Khilafiyah mu'tabar harus dihormati, sementara Bid'ah wajib ditinggalkan.

​B. Istilah yang Sering Disalahpahami

​Ada beberapa Istilah Yang Sering Dipahami Salah dalam perdebatan ini:

  • Jumhur Ulama: Sering diartikan sebagai konsensus mutlak. Padahal Jumhur berarti mayoritas ulama, dan pendapat minoritas yang memiliki dalil kuat tetap dihormati.
  • Bid'ah Hasana: Istilah yang dicetuskan ulama seperti Imam Nawawi untuk inovasi yang tidak bertentangan dengan syariat (seperti peringatan Maulid Nabi) sering ditolak mentah-mentah oleh kelompok penolak Khilafiyah.

Etika Buruk dan Respons terhadap Polemik

​Ketika Khilafiyah dibahas di luar ranah keilmuan, yang terjadi adalah Tingkah Lugu & Lucu Yang Bikin Malu umat.

​A. Respon Terhadap Kritik Diskusi

​Pertanyaan retoris, Jangan Membahas Masalah Khilafiyyah?, sering dilontarkan. Tanggapannya: Khilafiyah boleh dibahas untuk ta'allum (belajar) di ranah ilmiah, tetapi dilarang dibahas di ranah publik untuk ta'assub (fanatisme) yang memicu perpecahan.

​B. Peringatan bagi Fanatikus

​Ulama mengingatkan bahwa menyerang Khilafiyah ulama lain justru bisa menjadi Senjata Makan Tuan. Seseorang yang menyerang pendapat ulama yang sah tanpa ilmu yang memadai, justru bisa menjatuhkan kehormatan dirinya sendiri dan memicu fitnah.

​C. Logika Moderat

Logika Sederhana Imam Hasan Al-Banna (tokoh reformis abad ke-20) adalah contoh solusi: beliau menyerukan persatuan dalam ushul (pokok) dan kebebasan dalam furu' (cabang), serta saling menghormati dalam khilafiyah. Pandangan ini adalah penawar bagi ekstremisme dan penolakan terhadap perbedaan.

Ruang Diskusi dan Khilafiyah Abadi

​Ulama menyadari bahwa Khilafiyah Abadi adalah sebuah keniscayaan.

  1. Pengakuan: Kita harus mengakui adanya Ruang Diskusi yang selalu terbuka dalam Islam. Ini adalah bukti bahwa agama ini mampu menjawab semua persoalan dari berbagai sudut pandang.
  2. Tujuan Akhir: Tujuan ulama bukanlah mencari keseragaman Fikih, melainkan mencapai keikhlasan dalam berijtihad dan membimbing umat menuju Allah. Mereka yang Khilaf Para Ulama namun berpegang pada adab dan ilmu akan tetap mendapat pahala, dan umat dianjurkan untuk mengikuti yang paling meyakinkan hatinya.

Kesimpulan:

Kelompok Yang Menolak Fakta Adanya Khilafiyyah menciptakan masalah baru di tengah umat. Tugas Muslim adalah kembali kepada tradisi ulama yang mengajarkan Adab dan Amanah Ilmiyah, membedakan Khilafiyah yang sah dari Bid'ah yang sesat, dan menggunakan perbedaan Fikih sebagai bukti keluasan rahmat Islam, bukan sebagai alat untuk memecah belah persatuan.

Sumber Artikel :

  1. Kelompok Yang Menolak Fakta Adanya Khilafiyyah
  2. Khilafiyah Ala Salafi
  3. Masalah Kilafiyah dengan Bidah
  4. Logika Sederhana Imam Hasan Al-Banna
  5. Khilafiyah, Bukankah Kebenaran Hanya Satu?
  6. Khilafiyah Abadi
  7. Jangan Membahas Masalah Khilafiyyah?
  8. Syekh Ali As-Shabuni dan Masalah Khilafiyah yang Tak Kunjung Usai
  9. Senjata Makan Tuan
  10. Penilaian Terhadap Hadits Bersifat Ijtihadi
  11. Istilah Yang Sering Dipahami Salah
  12. Tidak Ada Khilafiyah?
  13. Tingkah Lugu & Lucu Yang Bikin Malu
  14. Ruang Diskusi

Sumber Kajian Ulama (Khilafiyah)

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "​Kelompok Yang Menolak Fakta Adanya Khilafiyyah: Analisis Khilafiyah Ala Salafi dan Pembedaan dengan Bid'ah - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®