
Berkah dari makhluk
Pak gembul bilang bahwa menolak santunan demi mengharap berkah dari guru itu salah sebab berkah tidak bisa diukur. Dia juga bilang kalau orang membangun masjid berharap hidupnya berkah itu salah, dengan alasan yang sama.
Orang jahil murakkab itu tak paham hadis makanya bilang begitu. Harusnya yang dia salahkan pertama kali adalah Rasulullah sendiri ketika melakukan ini:
كَانَ يَبْعَثُ إِلَى المَطَاهِرِ فَيُؤْتى بِالمَاءِ فَيْشْرَبُهُ يرْجُو بَرَكَةَ أَيْدِي المُسْلِمِينَ
"Rasulullah mengutus orang pergi ke tempat wudhu kemudian dibawakan air [dari sana] kemudian beliau meminumnya karena mengharap berkah tangan-tangan kaum muslimin" (HR. Thabrani)
Berkah itu memang dari Allah, bahkan semua hal asalnya dari Allah, tapi Allah juga memberikannya pada sebagian makhluk sehingga mereka bisa memberkahi makhluk lain. Rasulullah sendiri paling banyak berkahnya, orang alim punya berkah, kaum muslimin secara umum punya berkah, seperti dalam hadis di atas. Hal-hal abstrak seperti ilmu, pengabdian pada masyarakat, pengabdian pada orang tua dan guru, dan semacamnya juga punya berkah. Ini dalilnya banyak dan sebenarnya pengetahuan umum, tapi orang yang ilmunya tidak berkah memang takkan paham ini.
Memang benar berkah tidak bisa diukur memakai alat ukur, tapi bukan berarti tidak bisa dicari atau diharap dari orang lain yang diberi keutamaan oleh Allah.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad