“Bolehkah Santri Berdiri untuk Kiai? " (Antara Adab dan Larangan Berdiri)
Sabda Nabi ﷺ:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَتَمَثَّلَ النَّاسُ بَيْنَ يَدَيْهِ قِيَامًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Barang siapa suka apabila orang-orang berdiri untuknya, maka hendaklah ia bersiap menempati tempat duduknya di neraka.”
Hadis ini dimaknai untuk orang yang menyukai ketika ada orang lain berdiri menghormatinya, bukan larangan mutlak terhadap berdiri itu sendiri.
Diriwayatkan pula bahwa Nabi ﷺ pernah melarang para sahabat berdiri untuknya ketika beliau lewat di hadapan mereka.
Namun, suatu hari beliau melewati Hassan bin Tsabit رضي الله عنه, lalu Hassan berdiri dan bersyair:
قِيَامِي لِلْعَزِيزِ عَلَيَّ فَرْضٌ ... وَتَرْكُ الْفَرْضِ مَا هُوَ مُسْتَقِيمُ
عَجِبْت لِمَنْ لَهُ عَقْلٌ وَفَهْمٌ ... يَرَى هَذَا الْجَمَالَ وَلَا يَقُومُ
Berdiriku untuk yang mulia adalah kewajiban,
Dan meninggalkan kewajiban itu tidak benar.
Aku heran pada orang berakal dan paham,
Melihat keindahan ini namun tak berdiri.
Rasulullah ﷺ membenarkan (mengakui) perbuatan Hassan itu.
Dari peristiwa ini terdapat dalil bagi orang yang berpendapat bahwa
إنَّ مُرَاعَاةَ الْأَدَبِ خَيْرٌ مِنْ امْتِثَالِ الْأَمْرِ
menjaga adab lebih utama daripada sekadar melaksanakan perintah secara literal, berbeda dengan pendapat yang mengatakan bahwa menjalankan perintah itu sendiri sudah merupakan adab yang sempurna dan bahkan lebih utama.
Barangkali maksud dari pendapat kedua itu adalah bahwa menjalankan perintah Nabi sudah mencakup adab, karena ia berarti tidak menyalahi perintah beliau.
Namun, karena larangan Nabi ﷺ agar tidak berdiri untuk beliau itu bersumber dari kerendahan hati (tawadhu‘) beliau dan karena beliau tidak menyukai hal itu hanya lantaran takut orang melakukannya dengan rasa kebanggaan duniawi (seperti yang dilakukan raja-raja), maka bila berdiri itu dilakukan dengan niat penghormatan dan cinta kepada beliau ﷺ, tidak ada masalah bahkan menjadi hal yang dianjurkan bagi orang beragama dan saleh, terlebih terhadap beliau, pemimpin para orang saleh.
Dalilnya adalah sabda Nabi ﷺ:
«قُومُوا لِسَيِّدِكُمْ»
“Berdirilah kalian untuk tuan kalian (Sa‘d bin Mu‘adz).”
Dalam hadis itu Nabi memerintahkan berdiri, namun melarang seseorang suma atau menginginkan untuk dihormati dengan berdiri.
(Kesimpulan):
- Nabi ﷺ melarang berdiri karena tawadhu‘, bukan karena berdiri itu sendiri haram.
- Berdiri dengan niat memuliakan orang saleh terlebih Rasulullah ﷺ termasuk adab yang terpuji.
- Yang tercela hanyalah orang yang menyukai atau menginginkan penghormatan itu karena kesombongan.
Wallahu A'lam.
📚
حاشية البجيرمي على الخطيب = تحفة الحبيب على شرح الخطيب ٣/٣٨٦ — البجيرمي (ت ١٢٢١)
✏️ Farodisa.
Sumber FB : Farodisa
