Kemarin di Daurah Annajah Center Sidogiri, saya menjelaskan sependek mana pengaruh Filsafat Yunani pada kajian akidah Ahlussunah wal Jamaah.
Intinya, dari Yunani Aswaja hanya mengambil kajian empiris dan klasifikasi ilmiah untuk alam makhluk. Pembagian seperti jauhar dan aradl adalah klasifikasi untuk makhluk. Demikian juga dengan lima predikabilitas, yaitu genus, differentia, species, property dan accident, semuanya adalah predikat untuk makhluk. Hal ini sama sekali bukan bagian dari ilmu akidah tapi ilmu pengetahuan umum yang bisa diganti dengan klasifikasi alternatif apa pun selama itu ilmiah. Tidak ada ceritanya Aswaja kemudian memvonis dosa orang yang tidak mempercayai klasifikasi Aristoteles di atas sebab itu memang bukan akidah.
Ada pun bagian akidahnya adalah bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk dalam kategori apa pun itu. Landasan akidah ini bukan dari Yunani atau mana pun tapi dari ayat al-Qur’an ليس كمثله شيء. Semua yang berasal dari ayat dan hadis sahih diterima lalu dibela dengan argumen rasional untuk meyakinkan orang yang tidak percaya pada al-Qur’an dan hadis serta untuk memperkokoh akidah kaum beriman. Sumber akidah Aswaja sendiri murni dari al-Qur’an dan hadits sahih yang diolah dengan akal sehat.
Mereka yang mengatakan bahwa metode ini bid'ah adalah orang yang tidak paham apa yang dia bicarakan atau orang sesat yang ingin menjadikan Allah masuk dalam salah satu kategori alam yang dibuat Aristoteles, baik itu sebagai jisim atau sebagai aradl.
Foto: Bersama adik-adik pengurus ACS.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
Ketika saya sampaikan bahwa ilmu itu bebas nilai, ada aktivis kajian Islam yang mencak-mencak. Ia katakan bahwa ilmu itu subjektif.
Saya jadi bingung, maksud dia apa? Apa ada matematika Islam dan matematika kafir, begitu?
Kalau versi muslim, 1+1=2, kalau versi nasrani, 1+1+1=1? Atau bagaimana?
***
Maka aspek ilmiah, tentu bisa diambil dari mana saja selama memenuhi standar. Seperti taxonominya carolus lineaeus dalam biologi, tabel periodik materi dalam kimia, hukum Archimedes ataupun gravitasi newton dalam fisika, termasuk pembagian pengetahuan menjadi aksioma dan hipotesis dalam ilmu filsafat.
Kalau masih keukeuh menyatakan bahwa ilmu itu ada agamanya, ya sudah, syahadatkan saja ilmu-ilmu yang masih dianggap kafir. Gitu aja kok repot..
by FB Ustadz : Fakhry Emil Habib