Tokoh, Wilayah, dan Penegasan Akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah

Sebaran Global, Pendiri NU, dan Epilog Seri: Tokoh, Wilayah, dan Penegasan Akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah

Akidah Mayoritas Umat Global

​Setelah menelusuri akar teologis, metodologi, sejarah perjuangan, hingga isu amaliah dan etika, kali ini diakhiri dengan penegasan bahwa Akidah Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) adalah keyakinan mayoritas umat Islam di seluruh dunia. Penegasan ini menyoroti Nama Para Masyayikh Negara-Negara Arab berhaluan Aswaja yang diakui, serta peran sentral pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dalam menjamin kelestarian Aswaja di Nusantara. Rangkuman ini akan membahas sebaran global Aswaja, menegaskan kembali kriteria Akidah yang kokoh, dan menjadikan Kampar Negeri Serambi Mekkah sebagai simbol keteguhan Akidah Asy'ariyah di Indonesia.

​1. Sebaran Global dan Masyayikh Aswaja: Benteng Teologis Dunia

​Klaim yang menyebut bahwa Akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah hanyalah mazhab pinggiran yang didominasi oleh ulama non-Arab adalah dusta sejarah yang tidak memiliki dasar ilmiah. Faktanya, sejak abad pertengahan hingga masa kontemporer, mayoritas ulama dan rakyat di pusat-pusat peradaban Islam adalah pengikut Akidah Aswaja. Ini menunjukkan konsistensi Akidah ini sebagai As-Sawadul Adzom (mayoritas umat). 

​Nama Para Masyayikh Negara-Negara Arab Berhaluan Ahlus Sunnah Waljamaah:

​A. Mesir: Al-Azhar dan Kemapanan Asy'ariyah

Universitas Al-Azhar, yang merupakan institusi keilmuan Islam terbesar dan tertua di dunia, adalah benteng teologis Akidah Asy'ariyah. Kurikulum resminya mewajibkan studi kitab-kitab Akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah. Figur otoritas tertinggi di sana, seperti Syaikhul Azhar Ahmad At-Thayyib, secara eksplisit menegaskan bahwa Akidah Aswaja diwakili oleh dua madrasah teologi tersebut. Komitmen Al-Azhar ini telah melahirkan ribuan ulama yang menyebar ke seluruh dunia, memastikan transmisi Akidah Asy'ariyah terus berlanjut.

​B. Syam (Suriah, Yordania, Lebanon): Pusat Fikih dan Tasawuf

​Wilayah Syam secara historis adalah pusat utama Mazhab Syafi'i dan Akidah Asy'ariyah. Ulama kontemporer seperti Syaikh Said Ramadhan al-Buthi (Suriah) mendedikasikan hidupnya untuk membela metodologi Asy'ariyah dari serangan kelompok-kelompok literalistik, menekankan pentingnya Tanzih dan menolak Tajsim. Keilmuan di Syam dicirikan oleh integrasi yang kuat antara Akidah, Fikih, dan Tasawuf.

​C. Maghribi (Afrika Utara): Akidah dan Maliki

​Wilayah Afrika Utara, termasuk Maroko, Aljazair, dan Tunisia, didominasi oleh Mazhab Maliki dalam Fikih dan Akidah Asy'ariyah dalam teologi. Konsistensi ini telah menciptakan stabilitas Akidah selama berabad-abad, di mana pemahaman teologis sangat berhati-hati dalam menafsirkan Sifat Khabariyah.

​Kriteria Masyayikh:

​Ulama-ulama otoritatif dari wilayah ini dicirikan oleh penguasaan mendalam atas ilmu Kalam (sebagai alat pertahanan Akidah), penerimaan terhadap Fikih Empat Mazhab (sebagai jalur amal), dan praktik Tasawuf Sunni (sebagai penyempurna spiritual). Sikap mereka selalu moderat (tawassuth) dan menjauhkan diri dari ghuluw (ekstremitas).

​2. Figur Sentral Nusantara: Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari

​Di Indonesia, Akidah Aswaja dijaga melalui sistem pesantren yang bersanad. Tokoh sentral dalam menjaga dan melembagakan Akidah ini adalah Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Peran beliau sangat vital dan berlapis:

​A. Pelembagaan Akidah Asy'ariyah/Maturidiyah

​Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari mendirikan NU sebagai organisasi yang secara resmi menjunjung tinggi Akidah Asy'ariyah/Maturidiyah dan amaliah Salafus Shalih. Keputusan ini strategis, yaitu untuk membentengi umat dari dua ancaman besar: penjajahan di bidang politik dan infiltrasi pemikiran yang menyimpang di bidang Akidah, baik dari kelompok yang terlalu liberal (Mu'tazilah modern) maupun yang terlalu literal (Mujassimah). Beliau memastikan bahwa manhaj NU adalah jalan tengah yang bersanad.

​B. Penegasan Madzhab dan Anti-Taqlid

​Melalui karyanya seperti Irsyadul Sari fi Jam'i Musnad Syaikh Abdil Qodir, beliau menegaskan bahwa ciri seorang Salafi sejati di Nusantara adalah mengikuti (taqlid) salah satu dari Empat Mazhab Fikih. Beliau melawan narasi yang menyerukan anti-taqlid mutlak dan ijtihad bebas yang seringkali membuka pintu penyimpangan bagi kaum awam. Penegasan mazhab ini adalah benteng yang menjaga keutuhan Syariat umat.

​C. Karya Turats dan Sanad Keilmuan

​Sebagai Syaikhul Hadits di Tanah Jawa, Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari memiliki sanad keilmuan Hadis, Fikih Syafi'i, dan Akidah Asy'ariyah yang jelas, bersambung ke para ulama Haramain (Mekah dan Madinah) dan terus ke para Imam terdahulu. Beliau meninggalkan banyak karya dalam bahasa Arab-Melayu yang menjelaskan Akidah dan manhaj Aswaja, memastikan bahwa ajaran yang diwariskan memiliki dasar literatur klasik yang kuat dan mudah diakses oleh masyarakat pesantren. Peran beliau menjadikan NU sebagai representasi Akidah Aswaja yang paling otentik di Indonesia.

​3. Simbol Keteguhan Akidah dan Epilog Seri

​Kehadiran Akidah Aswaja diyakini di berbagai wilayah di Nusantara, menunjukkan bahwa Akidah ini telah mengakar secara kultural dan geografis.

​Kampar Negeri Serambi Mekkah Berakidah Ahlussunnah wal Jama'ah Al-Asy'ariyah

Kampar, sebuah daerah di Riau, adalah contoh nyata bagaimana Akidah Asy'ariyah telah menyatu dengan identitas lokal dan menjadi pondasi keagamaan masyarakat. Dijuluki "Serambi Mekkah-nya Riau," Kampar menunjukkan bahwa Akidah Asy'ariyah diajarkan melalui tradisi pesantren dan amaliah sehari-hari yang moderat. Ini membuktikan bahwa Aswaja bukanlah Akidah impor yang asing, melainkan telah menjadi Akidah warisan mayoritas Muslim di Indonesia yang berbudaya.

​Konsistensi dan Kelestarian Akidah Aswaja

Ahlussunnah wal Jama'ah adalah jalan tengah (Wasathiyyah) yang autentik. Ini adalah manhaj yang mewarisi prinsip Tafwidh (penyerahan hakikat) dan Tanzih (penyucian) dari Salafus Shalih, dirumuskan secara sistematis melalui Asy'ariyah dan Maturidiyah, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui Empat Mazhab Fikih, dan disempurnakan secara spiritual dengan Tasawuf Sunni.

​Akidah Aswaja adalah jalan keilmuan yang paling terjamin sanad dan paling moderat secara metodologi. Dengan berpegang teguh padanya, umat Islam dapat menjaga kemurnian tauhid, menghindari segala bentuk ekstremitas, dan melestarikan persatuan umat secara berkelanjutan.

​Sumber : Kajian Ulama

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Tokoh, Wilayah, dan Penegasan Akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®