
Etika, Takwa, dan Kurikulum: Mengakar Akhlak Aswaja dalam Jiwa dan Struktur Keilmuan
Pendahuluan: Akidah sebagai Sumber Akhlak
Akidah yang benar tidak hanya berhenti pada keyakinan intelektual tentang Sifat-Sifat Allah, tetapi harus terwujud dalam perilaku sehari-hari, yang disebut Akhlak Aswaja. Akidah Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) adalah fondasi yang memandu umat menuju ketakwaan sejati, karena Akidah ini mengajarkan keseimbangan antara Khauf (rasa takut) dan Rajâ' (harapan) kepada Allah. Untuk memastikan Akidah ini tertanam kuat, para ulama telah menyusun Jenjang Kurikulum Ilmu Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah yang sistematis.
Artikel ini akan mengupas nilai-nilai etika Aswaja, menjelaskan mengapa Bertakwa itu Ahlussunnah wal Jamaah, serta membedah struktur kurikulum Akidah yang diajarkan di madrasah-madrasah tradisional.
1. Akhlak Aswaja: Nilai-Nilai Keseimbangan
Akhlak Aswaja adalah cerminan dari prinsip dasar Akidah mereka: Tawassuṭ (moderasi), Tawâzun (keseimbangan), dan Tasâmuh (toleransi). Akhlak ini lahir dari tiga pilar agama (Iman, Islam, Ihsan).
- Tawassuth (Moderasi): Menghindari ekstremitas dalam beragama, baik ekstremitas liberal maupun ekstremitas literal. Dalam Akhlak, ini berarti tidak mudah mengkafirkan (takfir) dan selalu mengedepankan prasangka baik (husnudzon) kepada sesama Muslim, sesuai dengan prinsip fasiq (mukmin yang berdosa) dalam Akidah Asy'ariyah.
- Tawâzun (Keseimbangan): Menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat, antara Syariat (hukum lahir) dan Tasawuf (spiritualitas batin). Akhlak Aswaja menuntut keseimbangan antara penekanan amal (seperti Khawarij) dan pengabaian amal (seperti Murji'ah).
- Tasâmuh (Toleransi): Menghormati perbedaan furu' (cabang) Fikih di kalangan internal Muslim dan menjaga kerukunan dengan pemeluk agama lain selama tidak melanggar batasan Akidah dan Syariat.
Akhlak-akhlak ini merupakan hasil langsung dari keyakinan pada Allah Yang Maha Sempurna (Tanzih) dan Nabi Muhammad ﷺ sebagai uswatun hasanah.
2. Takwa sebagai Implementasi Akidah
Jika Akidah adalah keyakinan, maka Takwa adalah implementasi Akidah dalam kehidupan sehari-hari. Bertakwa itu Ahlusunnah wal Jamaah karena Akidah Aswaja memberikan landasan teologis yang paling sehat bagi Takwa.
- Takwa Berbasis Harapan (Rajâ'): Aswaja menolak pandangan Khawarij yang mudah mengkafirkan pelaku dosa besar. Dengan meyakini bahwa pelaku dosa besar masih seorang Mukmin (fasiq), Aswaja membuka pintu harapan ampunan (Rajâ') dari Allah. Harapan ini memotivasi Muslim untuk bertaubat, alih-alih berputus asa dan keluar dari Islam.
- Takwa Berbasis Ilmu (Ilm): Takwa dalam Aswaja tidak didasarkan pada emosi atau ghuluw (fanatisme berlebihan), tetapi pada ilmu yang bersanad. Takwa adalah hasil dari memahami Sifat-Sifat Allah (melalui Sifat 20), yang melahirkan khauf (rasa takut) kepada-Nya.
- Integrasi Ihsan: Puncak Takwa adalah Ihsan (merasa diawasi oleh Allah). Ihsan adalah domain Tasawuf Sunni, yang dipegang teguh oleh Aswaja. Dengan demikian, Takwa adalah perpaduan sempurna antara Iman (Akidah), Islam (Fikih), dan Ihsan (Tasawuf).
3. Jenjang Kurikulum Ilmu Akidah Aswaja
Untuk memastikan Akidah yang moderat ini dipahami secara benar dan bertingkat, para ulama menyusun Jenjang Kurikulum Ilmu Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah yang terstruktur, terutama di pesantren dan madrasah tradisional.
|
Jenjang |
Fokus Pembahasan |
Kitab Rujukan Populer |
|---|---|---|
|
Dasar (Mubtadi') |
Sifat 20, Rukun Iman, dan hal-hal ushul (pokok) Akidah. |
Aqidatul Awam (Syaikh Nawawi al-Bantani) dan Jauharatut Tauhid (Imam al-Laqqani). |
|
Menengah (Mutawassith) |
Mempelajari argumen teologis (Burhan/Dalil) Sifat 20, dan kritik terhadap kelompok sesat (Mu'tazilah, Khawarij). |
Kifayatul Awam (Imam al-Fudhali) dan Ummul Barahin (Imam as-Sanusi). |
|
Lanjut (Muntahi) |
Ilmu Kalam tingkat tinggi, membahas isu Takwil dan Tanzih, perbandingan antar-mazhab teologi, serta filsafat Islam. |
Aqidah Thahawiyah (Syarahnya) dan karya-karya Imam Ghazali (seperti Ihya Ulumiddin) |
Akidah yang Membawa Berkah
Akhlak Aswaja dan prinsip Takwa adalah buah manis dari Akidah yang lurus dan terstruktur. Melalui Jenjang Kurikulum yang jelas, Aswaja berhasil mencetak Muslim yang kokoh dalam keyakinan, moderat dalam bersikap, dan mulia dalam berakhlak.
Sumber : Kajian Ulama