Meluruskan Kesalahpahaman, Menjaga Mata Rantai Keilmuan, dan Perbandingan Definisi Iman

Meluruskan Kesalahpahaman, Menjaga Mata Rantai Keilmuan, dan Perbandingan Definisi Iman

Warisan Akidah Salaf: Meluruskan Kesalahpahaman, Menjaga Mata Rantai Keilmuan, dan Perbandingan Definisi Iman

Memastikan Kontinuitas Manhaj

​Klaim untuk mengikuti Akidah Salafus Shalih (generasi awal Islam) adalah cita-cita setiap Muslim. Namun, di era modern, Akidah Salaf seringkali disalahartikan oleh kelompok literalitas ekstrem, yang mengabaikan prinsip Tanzih (penyucian) yang dipegang teguh oleh para Salaf sejati. Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), melalui Asy'ariyah dan Maturidiyah, berperan penting dalam Meluruskan Akidah Salaf yang Disalaharti dan menjaga Mata Rantai Aqidah Salaf dan Ahlussunnah wal Jamaah.

​Artikel ini akan mengupas tuntas upaya Aswaja meluruskan Akidah Salaf, menegaskan sanad keilmuan yang berkesinambungan, dan membandingkan Iman Menurut Salaf dan Asy'ariyah.

​1. Aswaja Meluruskan Akidah Salaf yang Disalaharti

​Akidah Salaf dikenal dengan sikap Tafwidh (menyerahkan makna hakikat Sifat Tuhan kepada Allah) dan menjauhi Kalam (ilmu teologi) secara berlebihan. Namun, belakangan ini, sikap Salaf disalahartikan menjadi pemahaman literalitas ekstrem yang mengarah pada Tajsim (menyerupakan Tuhan dengan makhluk).

  • Kesalahartian Tafwidh: Salafus Shalih melakukan Tafwidh sebagai bentuk Tanzih (penyucian); mereka menolak interpretasi literal yang berbau fisik. Aswaja meluruskan bahwa sikap Salaf bukanlah pembenaran untuk Tajsim (seperti keyakinan bahwa Allah memiliki anggota tubuh fisik), melainkan sebuah metode yang paling aman untuk menjaga Allah Maha Suci dari menyerupai makhluk.
  • Meluruskan Sifat Uluw: Aswaja meluruskan bahwa ketika Salaf berbicara tentang Allah di atas ('ala), mereka merujuk pada Kemahatinggian Dzat dan Kedudukan-Nya (Uluw al-Qadr), bukan secara fisik bertempat di atas Arsy. Penafsiran yang mengatakan Allah memiliki tempat adalah pemahaman yang disalahartikan dan bertentangan dengan Tanzih Salaf sejati.

​2. Mata Rantai Keilmuan: Menjaga Sanad

​Hubungan antara Akidah Salaf dan Aswaja bukanlah hubungan kontradiktif, melainkan hubungan kontinuitas metodologis melalui sanad keilmuan yang jelas.

  • Mata Rantai Aqidah Salaf dan Ahlussunnah wal Jamaah: Para imam mazhab fikih (Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, Ahmad) adalah perwakilan utama Manhaj Salaf. Mazhab teologi Aswaja (Asy'ariyah dan Maturidiyah) kemudian menyusun kerangka Kalam untuk membela dan merumuskan Akidah yang dipegang oleh para imam tersebut, terutama setelah munculnya serangan pemikiran Mu'tazilah.
  • Hubungan Asy'ari dan Salaf: Imam Abu Hasan al-Asy'ari sendiri menyatakan kembali kepada Manhaj Salaf setelah meninggalkan Mu'tazilah. Dengan kata lain, Asy'ariyah adalah metodologi Khalaf (ulama belakangan) yang dirumuskan untuk mempertahankan Akidah Salaf (ulama terdahulu) dari kritik rasionalis.
  • Bukti Otoritas: Otoritas ini menjadikan Aswaja sebagai kelompok mayoritas ulama yang secara turun-temurun menjaga Akidah, bukan kelompok yang baru muncul dan memutus mata rantai sanad teologis.

​3. Perbandingan Iman: Salaf dan Asy'ariyah

​Meskipun terdapat perbedaan minor dalam formulasi, Iman Menurut Salaf dan Asy'ariyah memiliki kesamaan fundamental tentang hakikat iman yang membedakan mereka dari kelompok ekstrem seperti Khawarij dan Murji'ah.

Aspek

Definisi Salaf (Atsariyah)

Definisi Asy'ariyah

Hakikat Iman

Iqrar (Ucapan), Tashdiq (Pembenaran), dan Amal (Perbuatan).

Tashdiq bil Qalbi (Pembenaran di hati).

Status Amal

Bagian dari kesempurnaan iman.

Penyempurna (kamal) iman, bukan bagian dari hakikat iman.

Bisa Berkurang?

Ya, iman dapat berkurang (karena amal berkurang).

Ya, tumbuh dan berkurang (berdasarkan kualitas dan kuantitas amal).

Dosa Besar?

Tidak menyebabkan kekafiran.

Tidak menghilangkan status mukmin (tetap fasiq).

Koreksi Penting: Perbedaan ini bersifat lafaz (Redaksional), bukan hakikat. Ketika Salaf mengatakan amal bagian dari iman, yang mereka maksud adalah amal adalah syarat kesempurnaan dan kesempurnaan lahiriah iman. Sedangkan Asy'ariyah, untuk menghindari Takfir gaya Khawarij, membatasi hakikat iman hanya pada keyakinan hati.

Kontinuitas Kebenaran

​Kajian ini menegaskan bahwa Aswaja bukanlah mazhab yang mengabaikan Salaf, melainkan mazhab yang gigih menjaga kemurnian dan kontinuitas ilmu mereka. Dengan Meluruskan Akidah Salaf yang Disalaharti dari Tajsim dan ekstremitas lainnya, Asy'ariyah dan Maturidiyah memastikan bahwa Mata Rantai Akidah umat Islam tetap utuh dan kuat.

​Mari kita berpegang teguh pada Akidah Aswaja yang moderat ini, karena ia adalah warisan Akidah Salafus Shalih yang telah teruji oleh zaman.

​Sumber : Kajian Ulama

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Meluruskan Kesalahpahaman, Menjaga Mata Rantai Keilmuan, dan Perbandingan Definisi Iman - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®