Sifat Allah dalam Aswaja: Klasifikasi, Sifat 20, dan Prinsip Itsbat yang Disertai Tanzih

Sifat Allah dalam Aswaja: Klasifikasi, Sifat 20, dan Prinsip Itsbat yang Disertai Tanzih

Sifat Allah dalam Aswaja: Klasifikasi, Sifat 20, dan Prinsip Itsbat yang Disertai Tanzih

Mengenal Allah Melalui Sifat-Sifat-Nya

​Mengenal Allah SWT melalui Sifat-Sifat-Nya adalah kewajiban pertama bagi setiap Muslim. Akidah Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), yang diwakili oleh mazhab teologi Asy'ariyah dan Maturidiyah, menyediakan kerangka kerja yang sistematis untuk memahami Sifat Allah, mencegah umat dari Tajsim (menyerupakan Tuhan dengan makhluk) dan Ta'til (menolak sifat Tuhan). Kerangka ini dikenal dengan Klasifikasi Sifat Allah, termasuk pengelompokan yang populer, yaitu Sifat 20.

​Artikel ini akan mengupas tuntas Klasifikasi Sifat Allah dalam Fikih Akidah, menjelaskan mengapa Asyariyah Tidak Membatasi Sifat Allah pada Jumlah 20, serta menegaskan Inti Ajaran Akidah Asyariyah tentang Allah: Itsbat yang Disertai Tanzih.

​1. Klasifikasi Sifat Allah: Sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz

​Akidah Aswaja membagi Sifat Allah berdasarkan hukum Akal menjadi tiga kategori utama, yang menjadi dasar Sifat 20.

​A. Sifat Wajib (Al-Wâjib)

​Sifat yang pasti ada pada Dzat Allah SWT dan tidak mungkin tidak ada. Sifat wajib terbagi menjadi empat kelompok:

  1. Sifat Nafsiyyah (Sifat Diri): Hanya satu, yaitu Wujud (Ada).
  2. Sifat Salbiyyah (Sifat Penafian): Sifat yang meniadakan hal-hal yang tidak layak bagi Allah (misalnya, Qidam [Terdahulu], meniadakan permulaan).
  3. Sifat Ma'ani (Sifat Hakikat): Sifat yang melekat pada Dzat-Nya yang menunjukkan kesempurnaan (misalnya, Qudrat [Berkuasa], Ilmu [Mengetahui]).
  4. Sifat Ma'nawiyyah (Sifat Konsekuensi): Konsekuensi logis dari Sifat Ma'ani (misalnya, Qâdiran [Yang Berkuasa]).

​B. Sifat Mustahil (Al-Mustahîl)

​Sifat yang mustahil ada pada Dzat Allah SWT. Jumlahnya sama dengan Sifat Wajib (20 sifat), karena setiap Sifat Wajib memiliki lawan kata yang mustahil (misalnya, lawan Wujud adalah Adam [Tiada]).

​C. Sifat Jaiz (Al-Jâ’iz)

​Sifat yang mungkin ada dan mungkin tidak ada pada Dzat Allah (misalnya, Allah boleh menciptakan atau tidak menciptakan sesuatu; boleh memberi pahala atau memberi siksa). Hanya ada satu sifat Jaiz, yaitu Fi’lu kulli mumkini aw tarkuhu (Berbuat segala sesuatu yang mungkin atau meninggalkannya).

​2. Batasan Sifat 20: Itsbat yang Luas

​Seringkali muncul syubhat bahwa Asy'ariyah membatasi sifat Allah hanya pada Sifat 20. Ini adalah kesalahpahaman:

  • Asyariyah Tidak Membatasi Sifat Allah pada Jumlah 20: Sifat 20 (ditambah Sifat Jaiz) adalah Sifat Wajib Mutakallimin, yaitu sifat-sifat yang wajib diketahui oleh akal sebagai bukti Akidah (hujjah) untuk menetapkan keesaan dan kesempurnaan Allah. Sifat 20 bukan daftar sifat yang membatasi Dzat Allah, melainkan kurikulum wajib untuk mengenal-Nya.
  • Itsbat yang Luas: Asy'ariyah meyakini semua Sifat Kesempurnaan yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadis shahih, tanpa batas. Sifat-sifat lain seperti Syakur (Maha Berterima Kasih), Ghafur (Maha Pengampun), dan Rahman (Maha Pengasih) juga diyakini dan ditetapkan (itsbat) oleh Asy'ariyah.

​3. Inti Ajaran: Itsbat yang Disertai Tanzih

​Prinsip teologis yang membedakan Aswaja dari kelompok ekstrem adalah prinsip kembar: Itsbat (penetapan sifat) dan Tanzih (penyucian).

  • Inti Ajaran Akidah Asyariyah tentang Allah: Itsbat yang Disertai Tanzih: Asy'ariyah menetapkan semua sifat yang sempurna (Itsbat), tetapi menetapkan bahwa sifat-sifat tersebut sama sekali tidak serupa dengan sifat makhluk (Tanzih).
  • Menjaga Tanzih: Prinsip Tanzih inilah yang memastikan Makna Kemahabesaran Allah Menurut Ahlussunnah wal Jama’ah tetap murni. Kemahabesaran Allah berarti Dia adalah Dzat yang tidak dapat dibayangkan dan tidak butuh tempat (Bainunah)—kesempurnaan-Nya mutlak melampaui segala perbandingan.
  • Sifat Khabariyah: Bahkan dalam Sifat Khabariyah (seperti Yad [Tangan] atau Wajh [Wajah]), Asy'ariyah memilih Tafwidh (menyerahkan hakikat maknanya) atau Takwil (menafsirkan dengan makna yang layak) untuk menjaga Tanzih, agar umat awam tidak terperosok ke dalam Tajsim (seperti yang dibahas di Artikel 18 seri sebelumnya).

Kemurnian Akidah

​Klasifikasi dan pemahaman Sifat Allah dalam Akidah Aswaja adalah hasil dari ijtihad ilmiah yang menjaga kemurnian tauhid. Sifat 20 adalah dasar wajib yang melahirkan hujjah dan argumentasi Akidah.

​Mari kita selalu memahami bahwa Inti ajaran Akidah Asy'ariyah adalah penetapan kesempurnaan-Nya (Itsbat) dengan keyakinan penuh bahwa Dia tidak serupa dengan apa pun (Tanzih).

​Sumber : Kajian Ulama

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Sifat Allah dalam Aswaja: Klasifikasi, Sifat 20, dan Prinsip Itsbat yang Disertai Tanzih - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®