Sejarah dan Perjuangan Aswaja: Melawan Tuduhan Politik dan Mengukuhkan Dua Tokoh Sentral Akidah

Sejarah dan Perjuangan Aswaja: Melawan Tuduhan Politik dan Mengukuhkan Dua Tokoh Sentral Akidah

Sejarah dan Perjuangan Aswaja: Melawan Tuduhan Politik dan Mengukuhkan Dua Tokoh Sentral Akidah

Lahirnya Akidah di Tengah Konflik

Sejarah Ahlissunnah wal Jama’ah adalah sejarah yang berliku, lahir di tengah gejolak politik dan teologis pasca-wafatnya Rasulullah ﷺ. Khilaf (perbedaan) politik melahirkan khilaf Akidah, memicu munculnya kelompok-kelompok ekstrem seperti Khawarij (ekstrem takfir), Syi'ah (ekstrem nasab), dan Mu'tazilah (ekstrem rasional). Aswaja hadir sebagai jalan tengah (Wasatiyyah) yang mempertahankan keotentikan nash (wahyu) sekaligus menjaga logika (tanzih) dalam berAkidah.

​Artikel ini akan mengupas Sejarah Ahlissunnah wal Jama’ah dan Perjuangan Para Ulama Dalam Membela Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, menjawab tuduhan Benarkah Sunni Tersebar Karena Kekuatan Politik?, serta mengenal Dua Tokoh Ahlussunah Dalam Sepanjang Sejarah yang menjadi pilar Akidah.

​1. Sejarah Singkat dan Perjuangan Para Pembela Akidah

​A. Tiga Fasa Sejarah Aswaja

  1. Fasa Salaf (Sahabat dan Tabi'in): Akidah masih murni dan fokus pada ittiba' (mengikuti) nash. Perdebatan baru sebatas isu Qadariyah (takdir).
  2. Fasa Imam Ahmad bin Hanbal: Perjuangan melawan Mu'tazilah yang didukung Khalifah (Mihnah). Imam Ahmad menjadi simbol pertahanan Atsar (Hadis) dan menolak Akidah rasionalis.
  3. Fasa Asy'ariyah dan Maturidiyah: Di era ini, Abu Hasan al-Asy'ari dan Abu Manshur al-Maturidi menyusun ilmu Kalam (teologi) untuk membantah Mu'tazilah menggunakan metodologi yang sama (logika), namun dengan kesimpulan yang sesuai nash dan Atsar Salaf. Inilah era penyusunan mazhab Akidah.

​B. Perjuangan Para Ulama

Perjuangan Para Ulama Dalam Membela Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah seringkali menghadapi konsekuensi berat, seperti dicambuk atau diasingkan. Perjuangan ini bukan hanya dengan lisan, tetapi dengan ilmu dan argumentasi yang kokoh (misalnya, karya-karya Imam Ghazali dan Fakhruddin ar-Razi yang mengkritik filsafat ekstrem). Mereka bertindak sebagai Akidah Asyari Penjaga Umat Islam Sepanjang Masa.

​2. Dua Pilar Akidah: Asy'ari dan Maturidi

​Identitas Aswaja dalam teologi dikukuhkan oleh dua imam besar yang hidup sezaman: Dua Tokoh Ahlussunah Dalam Sepanjang Sejarah.

​A. Abu Hasan al-Asy'ari

  • ​Awalnya adalah murid dari tokoh Mu'tazilah, Al-Jubba'i. Setelah berdiam diri di khalwat (pengasingan), beliau mengumumkan penarikan dirinya dari Mu'tazilah dan berbalik membela Manhaj Salaf dan Imam Ahmad bin Hanbal, namun dengan menggunakan kerangka Kalam.
  • ​Mazhabnya banyak tersebar di kalangan Mazhab Syafi'i dan Maliki.

​B. Abu Manshur al-Maturidi

  • ​Hidup sezaman dengan Al-Asy'ari dan menyusun formulasi Akidah secara independen di Samarkand.
  • ​Mazhabnya lebih banyak tersebar di kalangan Mazhab Hanafi.

​Kedua imam ini mencapai kesimpulan yang hampir identik dalam masalah fundamental (Ushul), sehingga umat Islam menerima kedua mazhab ini sebagai representasi sejati Ahlussunnah wal Jama'ah. Imam dan Ulama Bermazhab Asy'ariyah dan Maturidiyah mewarnai pusat-pusat ilmu di seluruh dunia.

​3. Akidah dan Kekuatan Politik

​Tuduhan bahwa penyebaran Akidah Sunni hanya karena didukung penguasa adalah pandangan yang mengabaikan kekuatan ilmiah Akidah itu sendiri.

  • Benarkah Sunni Tersebar Karena Kekuatan Politik? Penyebaran Aswaja tidak hanya disebabkan oleh kekuatan politik. Awalnya, justru Mu'tazilah yang didukung oleh Khalifah Al-Ma’mun (Abasiyyah) melalui Mihnah.
  • Titik Balik Politik: Memang benar bahwa Akidah Asy'ariyah mulai mendapatkan dukungan resmi yang masif ketika Nizam al-Mulk (wazir Saljuk) mendirikan sekolah-sekolah Nizhamiyah yang mengajarkan Asy'ariyah, dan puncaknya ketika Shalahuddin al-Ayyubi secara tegas menolak Akidah ekstrem setelah mengalahkan Syi'ah Fathimiyyah.
  • Kekuatan Dalil: Namun, faktor utama keberhasilan Aswaja adalah kekuatan argumentasi ilmiahnya. Aswaja mampu memberikan jawaban yang memuaskan bagi akal sekaligus menjaga keotentikan nash, menjadikannya pilihan alami bagi mayoritas umat (seperti yang telah dibahas di Artikel 1). Dukungan politik hanya memfasilitasi penyebaran Akidah yang sudah terbukti benar secara ilmiah.

Kontinuitas dan Otoritas

Sejarah Ahlissunnah wal Jama’ah adalah bukti dari kontinuitas ilmu dan kesungguhan para ulama dalam membela kebenaran. Mulai dari perjuangan Imam Ahmad, hingga penyusunan sistematis oleh Abu Hasan al-Asy'ari dan Abu Manshur al-Maturidi, Akidah ini telah melalui ujian zaman.

​Mari kita terus melestarikan Silsilah Keilmuan Aswaja dengan penuh amanah ilmiah, karena di dalamnya terletak keselamatan Akidah dan keutuhan umat.

​Sumber : Kajian Ulama

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Sejarah dan Perjuangan Aswaja: Melawan Tuduhan Politik dan Mengukuhkan Dua Tokoh Sentral Akidah - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®