Mazhab Syafi'i Membuka Pintu Bid'ah ?!
Sampai kabar padaku bahwa seseorang berkata: "Kita tinggalkan bermazhab dengan Mazhab Syafi'i karena mazhab itu akan membuka pintu-pintu bid'ah bagi kita!" Maka aku katakan : Sungguh pernyataan ini datang dari kebodohannya. Seolah-olah mazhab Syafi'iyah adalah sarang bid'ah, dan seolah-olah imam-imamnya adalah para penyebar bid'ah di muka bumi!
Maka hendaklah ia mencurigai pemahamannya tentang bid'ah, karena ia menjadikan apa saja yang menyalahi pendapatnya —padahal hal itu adalah perkara yang diperselisihkan (mujtahad fihi)— sebagai bid'ah. Sehingga, parameter sunnah (menurutnya) adalah apa yang sesuai dengan pendapatnya, sedangkan bid'ah adalah apa yang menyalahi hal itu!
Maka, menurutnya :
• Qunut Subuh adalah bid'ah.
• Mengeraskan basmalah (membaca Bismillahirrahmanirrahim) adalah bid'ah.
• Salat Tarawih 20 rakaat adalah bid'ah.
• Merayakan Maulid Nabi adalah bid'ah.
• Mengusap wajah setelah berdoa adalah bid'ah.
• Menghidupkan malam Nishfu Syakban dan dua malam hari raya adalah bid'ah.
Dan selain dari itu, banyak lagi yang sulit disebutkan semuanya, padahal semua itu pada hakikatnya adalah ranah ijtihad, dan masing-masing memiliki sandarannya. Namun, orang yang berlebihan ini mengingkari perkara-perkara yang diperselisihkan itu seolah-olah sudah menjadi ijmak (kesepakatan)!
Orang yang berprasangka ini menyangka bahwa ulama Syafi'iyah —semoga Allah merahmati mereka— tidak mengetahui dalil, dan tidak tahu cara-cara pengambilan dalil, seolah-olah mereka adalah anak-anak kecil!
Tidakkah orang ini tahu :
Bahwa imam-imam dunia dalam ilmu Hadis, Usul (Usul Fikih), dan Tafsir = adalah dari kalangan Syafi'iyah, aku tidak mengatakan ini karena fanatisme, melainkan untuk menampakkan keutamaan mereka..
Maka, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ad-Daruqutni, Al-Hakim, Al-Khattabi, Al-Khatib Al-Baghdadi, Al-Baihaqi, Ibnu Ash-Shalah, Al-Mizzi, Adz-Dzahabi, Ibnu Katsir, Al-Iraqi, Al-Asqalani, As-Sakhawi, As-Suyuti, dan Zakariya Al-Anshari —semoga Allah merahmati mereka— = adalah para imam ilmu Hadis, apakah mereka dulu menyebarkan bid'ah?
Dan apakah ia akan menemukan kitab Usul Fikih yang kosong dari menyebutkan pandangan-pandangan Imam Syafi'i (orang yang pertama menyusun kitab Usul), Abu Al-Abbas bin Suraij, Asy-Syaikh Abu Ishaq, Al-Ustadz, Imam Al-Haramain dan ayahnya, Al-Ghazali, Al-Fakhr Ar-Razi, dan selain mereka dari kalangan Syafi'iyah, semoga Allah merahmati mereka..
Bahkan, kitab Jam'ul Jawami' dan cabang-cabang ilmunya telah menjadi rujukan utama bagi banyak penuntut ilmu ini.
Dan jika disebutkan Tafsir, maka tafsir-tafsir yang paling agung adalah tafsir-tafsir karya ulama Syafi'iyah: seperti Al-Baidawi, Al-Jalalain, Ibnu Katsir, bahkan Ibnu Jarir —rahimahullah— Syaikhul Mufassirin (Guru Para Ahli Tafsir) juga adalah seorang Syafi'i, sebelum ia memiliki mazhab sendiri..
Cukuplah bagi Syafi'iyah sebuah kebanggaan bahwa syarah (penjelasan) yang paling agung atas Shahih Al-Bukhari adalah syarah dari seorang imam (yang bermazhab) Syafi'i yaitu (Al-Hafizh Ibnu Hajar), begitu juga syarah yang paling berharga atas Shahih Muslim (Imam An-Nawawi)..
(Syekh Dr. Labib Najib)
Alih bahasa : Abdullah Al Jirani
*Teks aslinya yang berbahasa Arab di kolom komentar
Sumber FB Ustadz : Abdullah Al Jirani
