​Akidah dan Tauhid Ulama Indonesia: Peran NU dalam Meluruskan dan Menjaga Tradisi

​Akidah dan Tauhid Ulama Indonesia: Peran NU dalam Meluruskan dan Menjaga Tradisi

​Akidah dan Tauhid Ulama Indonesia: Peran NU dalam Meluruskan dan Menjaga Tradisi

​Akidah Kultural: Mengurai Sejarah Tauhid Ulama Nusantara, Peran NU, dan Upaya Menjaga Tradisi di Indonesia

​Akidah dan Tauhid, sebagai pokok keyakinan Islam, tidak hanya hadir dalam bentuk dogma teoretis yang kaku, tetapi juga menjelma sebagai fondasi kultural dan sosial yang membentuk identitas keagamaan sebuah bangsa. Di Indonesia, Akidah ini diperankan oleh Ulama Nusantara, terutama dari Nahdlatul Ulama (NU), yang berpegang pada Akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah.

​Ulama Nusantara berhasil menempatkan Akidah sebagai pilar persatuan, di mana penerapannya dilakukan secara moderat dan akomodatif terhadap kearifan lokal. Pendekatan ini adalah kunci untuk memahami peran strategis NU dalam meluruskan dan menjaga tradisi keagamaan hingga kini.

​Sejarah Masuknya Akidah Kultural di Nusantara

​Akidah yang dominan di Nusantara bukanlah hasil impor mendadak, melainkan proses panjang akulturasi yang damai. Sejarah menunjukkan bahwa Akidah Asy'ariyah/Maturidiyah disebarkan oleh Ulama sejak era Walisongo dan tokoh-tokoh besar seperti Syekh Nawawi al-Bantani.

Akidah Ulama Nusantara bercirikan penyucian Tuhan (Tanzih) yang menghindari tasybih (penyerupaan dengan makhluk) dan tajsim (penjasmanian Tuhan). Pendekatan teologis ini terbukti efektif dalam berinteraksi dengan masyarakat majemuk Indonesia, menciptakan pemahaman Tauhid yang sejuk dan menolak ekstremisme.

​Peran Strategis NU dalam Menjaga Tauhid dan Tradisi

​Nahdlatul Ulama didirikan salah satunya untuk membentengi praktik keagamaan tradisional dari serangan paham-paham baru yang dianggap merusak warisan para ulama terdahulu. Peran NU di sini sangat penting:

​1. Benteng Akidah dan Kebangsaan

​Peran ulama NU, khususnya tokoh-tokoh seperti K.H. Hasyim Asy'ari, terbukti melampaui batas ritual murni. Keterlibatan Diantara Tokoh Ulama Berperan Dalam Kemerdekaan RI menegaskan bahwa Tauhid tidak dapat dipisahkan dari semangat kebangsaan (hubbul wathan minal iman). Ulama NU memandang menjaga negara adalah bagian tak terpisahkan dari menjaga Akidah umat.

​2. Harmonisasi Fiqh dan Amaliyah Lokal

​Ulama NU menggunakan perangkat Fiqh Mazhab Syafi'i untuk menyesuaikan hukum dengan konteks lokal tanpa melanggar prinsip dasar syariat. Contohnya, Pandangan Nahdlatul Ulama Tentang Kriteria Awal Waktu Subuh di Indonesia menunjukkan ijtihad lokal yang matang untuk melayani kebutuhan ibadah umat. Amaliyah seperti Maulid, Tahlilan, dan Ziarah dipertahankan dengan pijakan dalil yang kuat dari ulama salaf dan khalaf. Hal ini sejalan dengan konteks Nabi dan Ulama Salafush Sholeh, Juga Berziarah, menunjukkan bahwa amaliyah tersebut memiliki akar dalam tradisi keilmuan Islam.

​3. Perlindungan Warisan Ulama Klasik

​Dalam menjaga tradisi, NU juga memainkan peran vital dalam menjaga otentisitas ilmu. Peringatan terhadap upaya distorsi harus selalu ditekankan, mengingat adanya isu Doktrin Wahabi untuk Merusak Kitab Ulama yang bertujuan menghilangkan konteks dan pandangan ulama klasik, terutama yang berkaitan dengan amaliyah tradisional. Peran ini memastikan bahwa umat memiliki akses terhadap ilmu yang murni dan tidak termanipulasi.

​Kesimpulan

​Akidah dan Tauhid Ulama Indonesia yang dibentuk oleh NU adalah manifestasi dari Islam yang menghargai sejarah, budaya, dan kearifan lokal. Dengan fokus pada keseimbangan (tawasuth) dan toleransi (tasamuh), ulama NU berhasil menjadikan Akidah sebagai payung yang kuat bagi masyarakat majemuk. Inilah Akidah Kultural yang kokoh, yang berfungsi sebagai pilar kebangsaan dan pemersatu, memastikan umat memiliki rujukan yang jelas dan stabil dalam beragama.

Sumber : Kajian Ulama kategori ulama

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "​Akidah dan Tauhid Ulama Indonesia: Peran NU dalam Meluruskan dan Menjaga Tradisi - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®