Lokasi Allah Menurut Bayangan Wahabi-Taimiy

Lokasi Allah Menurut Bayangan Wahabi-Taimiy

Lokasi Allah menurut bayangan Wahabi-Taimiy 

Gambar di bawah ini adalah buatan para mujassim dari kalangan Wahabi-Taimiy. Kalau ada yang bilang bahwa mereka tidak membayangkan Allah, maka itu adalah fitnah yang keji. Faktanya, mereka bukan hanya membayangkan tapi sampai berfantasi liar hingga membuat ilustrasi alamat Allah segala yang jelas menampakkan aqidah tajsim mereka.

Kesesatan dalam gambaran seperti ini banyak, di antaranya:

1. Karena ketinggian dimaknai ketinggian fisik, maka harusnya Nuzul harus diartikan sebagai turun secara fisik. Namun jadinya ketinggian ini akan  bertentangan dengan hadis Nuzul yang mengatakan bahwa Allah selalu turun ke langit dunia saat sepertiga malam terakhir. Padahal di dunia ini setiap menitnya selalu ada tempat yang mengalami sepertiga malam terakhir, yang berarti Allah selalu turun atau di bawah, tidak di atas sana. 

2. Bertentangan dengan ayat Alquran yang menegaskan bahwa Allah itu dekat. Adapun gambar ini, maka itu adalah lokasi yang paling jauh sehingga tidak ada yang lebih jauh dari Allah. Kalau memakai gambar ini berarti bisa dikata bahwa Allah itu maha jauh, sama sekali tidak dekat. 

3. Berdasarkan gambar ini, sifat Uluw (Maha Tinggi) hanya bisa dipahami ketika makhluk sudah tercipta. Sebelum terciptanya makhluk berarti Allah tidak bisa disebut maha tinggi sebab tidak ada yang di bawahnya. Padahal Allah selalu bersifat Maha Tinggi.

4. Kalau ketinggian Allah dimaknai sebagai ketinggian yang Qadim, maka artinya mereka mengharuskan ada makhluk yang selalu qadim bersifat rendah. Sudah maklum bahwa sesuatu disebut tinggi hanya apabila ada yang disebut rendah. Kalau ada yang qadim tinggi, maka harus ada yang qadim rendah. Tapi jadinya akidah syirik sebab meyakini ada yang qadim selain Allah.

5. Gambar ini mengharuskan bumi berbentuk datar bukan bulat, dan ini adalah kebodohan yang nyata. Kalau bumi bulat, apalagi bulatnya berputar terus-menerus, maka lokasi atasnya sebelah mana? Kalau menjawab bahwa segala arah adalah atas,  dan Allah ada di atas, maka artinya harus menganggap Allah berbentuk bulat juga meliputi seluruh arah atas bumi. Ini jadinya akidah Jahmiyah yang sesat. Akan tetapi bila menjawab bahwa Allah hanya ada di satu koordinat saja, maka itu berarti harus menganggap Allah ada di bawah sisi bumi yang lain.

Adapun aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah, maka jelas dan sederhana, yakni: Wujud Allah bukan fisik sehingga tidak ada kaitannya dengan lokasi, tempat, ruang dan waktu sebab itu semua adalah makhluk dan yang berkaitan dengan itu hanyalah makhluk. Sebab itu, maka menjadi bebas mengungkapkan Allah dengan berbagai ungkapan yang seolah-olah kontradiktif apabila dimaknai dalam perspektif fisik dan jarak. 

- Ketika ingin mengungkapkan bahwa Allah melebihi segalanya dan selalu mengawasi, maka dikatakan bahwa Allah di langit

- ketika ingin mengungkapkan bahwa Allah mudah dijangkau dengan doa, maka dikatakan bahwa Allah itu sangat dekat 

- ketika ingin mengungkapkan bahwa Allah selalu melindungi dan perhatian, maka dikatakan bahwa Allah itu bersama kita di manapun kita berada 

- ketika ingin mengungkapkan bahwa Allah lebih memprioritaskan munajat seseorang saat sepertiga malam terakhir, maka dikatakan bahwa Allah nuzul saat itu 

Semua ungkapan itu tidak bertentangan satu sama lain karena Allah bukan jisim. Setiap jisim selalu terikat pada ruang dan waktu tertentu, sedangkan Allah tidak. Karena itu Ahlussunnah Wal Jamaah mengimani seluruh ayat dan hadis yang memakai ungkapan-ungkapan di atas dan membacanya dengan santai dan dengan iman yang tidak dipaksa-paksakan sebab semua logis. Sesederhana itu.

Adapun soal isra'-mi'raj yang dibayangkan oleh para mujassim sebagai momen bertemu Allah, maka baca saja artikel saya berikut ini supaya jelas: 

Peristiwa Mi'raj Bukan Dalil Lokasi Allah Ada di Atas

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Lokasi Allah Menurut Bayangan Wahabi-Taimiy - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®