Apa Arti Istawa Menurut Imam Asy'ari?

Apa Arti Istawa Menurut Imam Asy'ari?

Apa Arti Istawa Menurut Imam Asy'ari?

Imam Abu Hasan al-Asy'ari dalam kitab Ibanah dan kitab lainnya mengkritik pemaknaan istawa sebagai qudrah, istawla  dan makna apa pun yang disodorkan semua aliran, Muktazilah, Jahmiyah, dan lain-lain. Dari sini muncul pertanyaan, lalu makna apa yang benar menurutnya? Kalau ada yang mengesankan bahwa Imam Asy'ari memaknainya sebagai bertempat di satu koordinat tertentu di atas Aras, duduk di atas Arasy, terbatas di atas Arasy, dan makna apa pun, maka dia telah berbohong atau tidak paham Mazhab Sang Imam.

Imam Asy'ari hanya mengkritik semua opsi makna, bukan menetapkan makna alternatif. Ia sama sekali tidak memaknainya dengan makna apa pun. Ia hanya berpendapat seperti dijelaskan oleh Imam Al Baihaqi Al Asy'ari berikut:

وَذَهَبَ أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْأَشْعَرِيُّ إِلَى أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى جَلَّ ثَنَاؤُهُ فَعَلَ فِي الْعَرْشِ فِعْلًا سَمَّاهُ اسْتِوَاءً، كَمَا فَعَلَ فِي غَيْرِهِ فِعْلًا سَمَّاهُ رِزْقًا أَوْ نِعْمَةً أَوْ غَيْرَهُمَا مِنْ أَفْعَالِهِ. ثُمَّ لَمْ يُكَيِّفِ الِاسْتِوَاءَ إِلَّا أَنَّهُ جَعَلَهُ مِنْ صِفَاتِ الْفِعْلِ

"Abul Hasan Ali bin Ismail Al Asy'ari berpendapat bahwa Allah Yang Maha Terpuji melakukan suatu perbuatan di arasy yang ia sebut dengan istiwa', seperti halnya Allah melakukan dalam objek lain sebuah perbuatan yang ia namai sebagai rezeki, nikmat dan perbuatan lainnya. Kemudian ia tidak menetapkan teknis istiwa' tersebut kecuali hanya menjadikannya sebagai sebuah perbuatan." (Al Baihaqi, al Asma wa al Sifat, II, 307)

Maksudnya, bagi Sang Imam, istiwa adalah perbuatan khusus yang hanya terjadi pada arasy sehingga tidak tepat bila diartikan menguasai yang nyata-nyata terjadi pada semua objek. Lalu apa makna perbuatan tersebut, apakah bermakna bertempat, duduk menempel atau duduk melayang, atau apapun? Sampai sini Imam Abul Hasan Al Asy'ari menafikan semua pemaknaan teknis ini sebab ini adalah bagian dari kaifiyah yang dia nafikan dari Allah. Pokoknya istiwa adalah perbuatan Allah yang kita tidak tahu apa itu, yang penting namanya adalah istiwa' dan khusus pada Arasy, begitu saja. Dengan kata lain, istilah istiwa' tidak boleh disebut sebagai istaqarra (bertempat), irtafa'a (berada secara fisik di atas benda) dan istilah apa pun yang lain. 

Sikap seperti ini namanya adalah tafwidh. Seorang mufawwidh akan mengkritisi semua pemaknaan sebab baginya makna hakikatnya hanya Allah yang tahu. Kita cukup beriman saja dan membacanya apa adanya. Kalau ada yang bertanya maknanya, maka maknanya adalah bacaan tersebut (tafsiruhu qira'atuhu), tentu saja ini tidak menjawab makna apa sebab hanya membaca ulang teksnya. Jadi, kalau ada yang berkata bahwa Imam Asy'ari menyatakan bahwa Allah ada di atas Arasy dalam arti bertempat atau berlokasi secara fisik di sana, maka ada kalanya dia orang bodoh atau tukang fitnah. 

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Apa Arti Istawa Menurut Imam Asy'ari? - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®