Pengorbanan Para Sufi!
Para Sufi berusaha membersihkan hati mereka dari segala penyakit hati yang tercela, seperti: sombong, dengki, merasa diri lebih baik, merasa amal leboh baik, egois, buruk sangka, dan lain-lain. Dan Sufi berusaha mengisi hati mereka dengan akhlak terpuji, seperti: syukur, taubat, baik sangka, penuh harap dengan rahmat Allah, cinta kepada sesama. Maka muncul akhlak-akhlak paripurna pada diri para Sufi.
Itu sebabnya ketika ada negeri terjajah atau ada manusia diperbudak/ditindas oleh manusia, muncul rasa sayang para Sufi kepada mereka, akhirnya para Sufi bergerak dan Sufi siap mengorbankan nyawa mereka untuk menolong saudara-saudaranya yang terjajah.
Maka sangat berbeda sikap Wahabi dan Sufi dalam menghadapi orang-orang kafir dan penjajah! Dulu Wahabi hanya berani memberontak kepada Khilafah Utsmaniyah yang menyebabkan umat Islam kehilangan kekuatan kekhilafahan global. Alasan Wahabi memberontak karena Utsmaniyah telah melakukan kesyirikan dan kekufuran ketika bertawassul, tabarruk, istighatsah, dan ziarah kubur. Dasar berpikirnya; konsep tauhid Uluhiyah, Rububiyah, dan Asma' wa Shifat. Dalam konsep itu, orang musyrik di zaman Nabi yang diperangi oleh Nabi lebih baik dari pada umat Rasulullah Ahlussunnah wal Jama'ah hari ini yang bertabarruk.
Dalam geopolitik hari ini, Wahabi hanya sibuk memerangi Syiah Houti dan membonceng dengan faksi-faksi yang memberontak di negara-negara Timur Tengah. Serta sibuk menyalahkan Hamas dalam bertahan di Ghaza.
Kita tak akan pernah bisa berharap Wahabi berjuang bersama kita menghadapi orang-orang kafir. Wahabi hanya bisa menjadi duri dalam daging di internal umat Islam. Mereka seperti parasit yang mematikan.
Kata Imam Ibn Hazam al-Andalusi;
Ketahuilah oleh kalian -semoga Allah merahmati kalian- seluruh sekte sesat tidak akan Allah jadikan sebab membawa kebaikan, mereka tidak akan membebaskan dari kekafiran satu negeri manapun, dan tidak akan mengangkat panji Islam.
Sedangkan para Sufi dan murid-murid Sufi telah membebaskan umat dari Salibis di al-Quds, dari Romawi di Konstatinopel, dari Tatar di Hiththin dan 'Ain Jalut, serta berbagai bentuk penjajahan modern di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Dalam sejarah tercatat;
- Murid-murid Syaikh Abdul Qadir Jilani, Sufi, yang berjuang bersama Shalahuddin al-Ayyubi di Hiththin dan merebut al-Quds (Palestina) dari pasukan Salib
- Murid-murid Imam 'Izz bin Abd al-Salam, Sufi, yang telah menaklukkan Tatar di 'Ain Jalut
- Muhammad Al-Fatih, murid Syaikh 'Aq Syamsuddin, Sufi, yang menaklukkan Konstatinopel
- Syaikh Abdul Qadir al-Jazair, Sufi, yang melawan Perancis di Al Jazair
- Syaikh Umar Mukhtar, Sufi, yang melawan Italia di Libya
- Syaikh Abdul Karim al-Khaththabi, Sufi, yang melawan Spanyol di Maroko
- Syaik Syamil al-Dagestani, Sufi, yang melawan Rusia di Kaukasus
-Syaikh Ma' al-'Ainain, Sufi, yang melawan Perancis di Mauritania
- Syaikh Ahmad al-Qurani, Sufi, yang melawan Nasrani dan Portugal di Ethiopia
- Syaikh Sultan Tibo, Sufi, yang melawan Inggris di India
- Syaikh Faththani, Sufi, melawan Belanda di Filipina
- Syaikh Sa'id Nursi, Sufi, yang melawan Rusia di wilayah Kurdi
- Syaikh Badruddin al-Hasani, Sufi, melawan Rusia di Suriah
Masih ribuan para pejuang Sufi yang telah berjuang di berbagai belahan dunia yang membebaskan manusia dari perbudakan manusia!
Coba sebutkan satu saja pergerakan Wahabi yang membebaskan negeri dari penjajahan orang-orang kafir atau melawan orang-orang kafir!
Sumber FB Ustadz : Alnofiandri Dinar
