๐ฌ๐๐ก๐ ๐๐๐๐ก ๐ฆ๐๐๐๐ฅ๐ ๐๐๐ง๐จ๐๐จ๐ ๐ช๐๐๐๐๐
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Di antara cobaan yang pasti akan dihadapi ketika seseorang mencoba melakukan koreksi terhadap sesuatu yang diduga bisa mencemari kemurnian aqidah Islamiyah adalah tudingan sebagai pengikut kelompok Wahabiyah.
Padahal jelas bahwa tugas menjaga kemurnian aqidah itu tidak selayaknya dijadikan ciri khas kelompok tertentu saja, karena penyimpangan dalam agama sudah pasti akan ada di setiap madzhab dan kelompok Islam manapun.
Maka alangkah naifnya jika upaya-upaya untuk menjaga kemurnian aqidah Ahlussunnah wal Jamaโah selalu hendak dikerdilkan dengan dalih dan kilah tuduhan dan stigma buruk seperti itu. Akhirnya, madrasah aqidah yang kita anut pun menjadi lahan yang subur bagi tumbuhnya parasit pemahaman seperti liberal dan sufi ghulat yang sangat merusak ajaran Islam.
Dan kalau sudah demikian akan semakin menguatkan tuduhan pihak lain terhadap diri kita sendiri. Karena kita anti bersih-bersih, wajah kotor yang nampak itulah yang menjadi bahan ejekan dan cemoohan. Akhirnya kita pun disibukkan dengan membela sesuatu yang sebenarnya tidak perlu sama sekali untuk dibela.
Karena ajaran menyimpang yang cuma mendompleng Ahlusunnah wal Jamaโah itu memang tidak ada sangkut pautnya dengan ajaran yang telah kita terima turun temurun dari guru-guru kita.
Termasuk dalam masalah yang sedang hangat kita bicarakan saat ini, yakni sebuah konsep aqidah yang coba untuk dibangun belakangan tentang Nur Muhammad shalallahuโalaihi wassalam. Ini dasar pijakannya apa ?
Sebuah bahasan yang tak kita temukan sama sekali dalam kitab aqidah kaum salaf maupun khalaf. Kalau dia hari ini hendak dikatakan sebagai cabang dari masalah keilmuan di bidang aqidah, pokok yang mana yang mendasari tumbuhnya cabang ini ?
Benar dalam aqidah itu ada bagian pokok dan furuโnya. Sebut contohnya masalah apakah Nabi shalallahuโalaihi wassalam itu melihat Allah atau tidak saat beliau dimiโrajkan, ini masalah furuโ, tapi pokok dari furuโ tersebut jelas, yakni keimanan kepada peristiwa Israโ wal Miโraj.
Artinya jika seseorang mengingkari peristiwa Israโnya Nabi ia telah keluar dari pemahaman Ahlusunnah, tapi kalau ia hanya sekedar meyakini Nabi melihat Allah atau sebaliknya tidak melihat Allah dalam peristiwa tersebut, itu tidak membahayakan aqidahnya.
Maka masalah Nur Muhammad ini, jika ia murni hanya masalah wawasan yang dikatakan tak seharusnya di imani, ya letakkan masalah ini di kotak yang seharusnya ia berada. Jangan biarkan ia berubah menjadi kajian yang liar dan kian melebar hingga menyentuh ranah aqidah apalagi kemudian dicitrakan ini sebagai bagian dari bahasan aqidah tingkat tinggi yang hanya orang-orang dengan kemampuan khusus yang bisa mengaksesnya.
Padahal dalam kenyataannya, kajian seperti itu justru telah menyimpang jauh dari sekedar harapannya untuk meluaskan wawasan. Karena memang bahasan seperti ini dibangun di atas kaidah yang sangat bias bahkan tidak jelas. Bercampur antar penafsiran yang multi tafsir, hadits yang sangat bermasalah dan bahkan inflintrasi ajaran dari luar. Akhirnya ia pun dieksploitasi oleh pihak-pihak yang justru ingin merusak sendi-sendi bangunan aqidah Islam demi untuk meraih keuntungan pribadi diri dan kelompoknya.
Upaya mencekal mereka pun menjadi semakin sulit, ketika kita yang tidak rela dengan penyimpangan mereka justru dituduh sebagai orang kagetan, sengaja bikin ribut dan intoleran dalam masalah keluasan berfikir yang diagungkan dalam Islam.
Keprihatinan kami ini sangat terwakili dengan apa yang dinyatakan oleh syaikh Abdullah bin Muhammad al Habasyi berikut ini, meski diksi yang digunakan mungkin agak sedikit menohok sebagian pihak, tapi yang hendak kami ambil adalah esensi pesannya, yakni ketika beliau menutup risalah bahasannya dalam kitabnya yang dengan terang dan tegas membantah konsep Nur Muhammad ini, beliau berkata :
ุฅู ุงูุชุดุจุซ ุจูุฐุง ุงูุญุฏูุซ ููููู ุงูููุงุจูุฉ ุนูู ุงูุทุนู ูู ุฃูู ุงูุณูุฉ ูุชุณููููู ููู ุงูุณููุงุกูุ ููุง ุฎูุฑ ูู ุงูุชู ุงุฏู ุนูู ููู ูุฒูุฏ ุฃููุฆู ุงูููุงุจูุฉ ุทุนููุง ูู ุฃูู ุงูุณูุฉ ูุชุดููุนูุง ู ู ุง ููุณ ูู ุฃุตู ุนูุฏ ุฃูู ุงูุณูุฉ.
Sesungguhnya dengan terus menyebarluaskan hadits palsu tentang masalah Nur Muhammad inilah yang akan menguatkan kaum Wahabi dalam menuduh Ahlusunnah wal Jamaโah dengan menganggap kita sebagai orang-orang dungu, meski mereka lah yang sebenarnya dungu.
Sungguh tidak ada kebaikan dengan terus menerus membela sesuatu yang justu akan membuat mereka itu semakin leluasa menjelek-jelekkan Ahlusunnah. Padahal yang kita bela tidak memiliki landasan yang jelas dalam Aqidah Ahlussunnah.
ูู ุงุฐุง ูููู ุงูู ูุชุณุจ ุฅูู ุงูุณูุฉ ุฃู ุงู ุงูููุงุจู ุฅุฐุง ูุงู ูู ุงูููุงุจู: ู ู ุฃูู ููู ุฃู ุชููููุง ูุฐุง ููุฏ ูุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู : "ุฃูุชูุชู ู ูุงุชูุญ ูู ุดูุก ุณูู ุงูุฎู ุณ
Apa yang hendak dikatakan oleh seseorang yang mengaku Ahlussunnah di hadapan Wahabi kalau sampai mereka bertanya, โApa dasar keyakinanmu mengatakan Rasulullah mengetahui apa yang diketahui oleh Allah (ini salah satu konsep yang dianut oleh sebagian pihak dalam ajaran Nur Muhammad ini) ?
Padahal Rasulullah shalallahuโalaihi wassalam bersabda : โAku diberi kunci segala sesuatu kecuali lima hal...โ
ููุฐุง ูุตู ุตุฑูุญู ูุงุถุญู ูุงูุดู ุณ ูู ุฃู ุงูุฑุณูู ูุง ูุนูู ูู ู ุง ูุนูู ุงููู. ุซู ุงูุชู ุงุฏู ุนูู ุฏุนูู ุงูููู ุจุฃู ููุฑ ู ุญู ุฏ ุฃูู ุฎูู ุงููู ูุง ูุฒูุฏ ุงููุงูุฑูู ุฅุฐุง ุณู ุนูุง ุฐูู ุฅูุง ูููุฑูุง ู ู ุงูุฅุณูุงู ูุงุณุชุจุดุงุนูุง ููุ ูุฃููู ูุงุฆุฏุฉ ููุชุนุตุจ ููุฐุง ุงูุญุฏูุซุ!
Maka hadits di atas adalah diantara nas yang jelas seperti terangnya matahari yang menyebutkan bahwa sesungguhnya Rasulullah shalallahuโalaihi wassalam tidak mengetahui segala hal yang diketahui oleh Allah taโala.
Kemudian dengan terus mempertahankan terhadap keyakinan bahwa Nur Muhammad adalah makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah justru akan kian membuat orang-orang kafir kalau mendengar ajaran aneh seperti ini akan semakin lari dari Islam karena melihat betapa buruknya ajaran seperti ini. Lalu apa faidahnya kita begitu ngotot mempertahankan hadits ini ?
ููุฐุง ุงูุญุฏูุซ ุชูููููุฑู ุงูููุงุฑู ุนูุฏ ุณู ุงุนู ู ู ุจุนุถ ุงูู ุณูู ูู ูููุฑูุง ุฒุงุฆุฏูุง ุนูู ูููุฑูู ุงูุฃุตูู ู ู ุงูุฅุณูุงู ุ ูููุฏ ุฐูุฑ ูู ุฑุฌูู ูุฏุนู ุฃุจุง ุนูู ูุงุณูู ู ู ุฃูู ุงูุดุงู ุฃููู ูุตุฑุงููููุง ูุงู ูู: ููู ุชููููู ุฃูุชู ู ุญู ุฏ ุกุงุฎุฑ ุงูุฃูุจูุงุก ูุชููููู ุฅูู ุฃูู ุฎูู ุงูููุ ูุฐูู ูุดุฃ ุนูุฏู ูู ุง ูุงู ูุณู ุน ู ู ุจุนุถ ุงูู ุคุฐููู ููููู ุนูุจ ุงูุฃุฐุงู ุนูู ุงูู ูุงุฆุฑ: "ูุง ุฃูู ุฎูู ุงููู ูุฎุงุชู ุฑุณู ุงููู"ุ ูุงู ุฃุจู ุนูู ูุงุณูู: ููู ุฃุฌุฏ ุฌูุงุจูุง.
Maka ajaran hadits Jabir ini jika didengar oleh orang kafir dari sebagian kaum muslimin, maka mereka yang memang sudah jauh akan semakin menjauh dari Islam. Dan sungguh telah menceritakan kepadaku seorang yang bernama Abu Yasin dari penduduk Syam bahwa ada orang Nasrani yang berkata : โBagaimana kalian mengatakan bahwa Muhammad itu adalah akhir dari nabi sekaligus yang awal ?โ
Hal ini terjadi karena ada seorang muadzin ketika selesai mengucapkan lafadz adzan mengatakan : โWahai makhluknya Allah yang pertama dan penutupnya para utusan Allah.โ Dan Abu Yasin mengatakan : โAku tidak bisa menjawab ini.โ[1]
Bersambung โฆ
________
[1] Risalah fi Buthlan daโwa awaliyah Nur Muhamadiyah hal 58
Baca juga kajian tentang Nur Muhammad Berikut:
Yang Pro tentang Nur Muhammad :
- Mengakui Kenabian Ruhani
- Hadits Jabir dan Akidah Muhaqqiqin
- Mereka Merujuk Pada Konsep Akidah Yang Salah
- Pengakuan Syekh Ali dan Imam Al-Bushiri
- Nur Nabi Muhammad
- Nur Muhammad Dalam Pengakuan Para Ulama Sunni
- Menakar Keilmiahan AST
- Haditsnya Palsu, Tapi Maknanya Boleh Jadi Benar
- Pengakuan Mawlana Al-Ghumar
- Berhati-hatilah Dalam Menyalahkan Pendapat Para Ulama
Yang Kontra tentang Nur Muhammad :
- Sumber Ajaran Nur Muhammad
- Ajaran Nur Muhammad Dari Mana Asalnya?
- Kitab Yang Membantah Konsep Akidah Nur Muhammad
- Yang Akan Segera Dituduh Wahabi
- Pilih Pendapat Yang Mana?
- Ragam Pendapat Tentang Nur Muhammad
- Intermezo Sejenak Bahasan Nur Muhammad
- Hadits-Hadits Tentang Nur Muhammad
- Benarkah Nur Muhammad Dihukumi Qadim Karena Berasal Dari Allah?
- Makna Qadim Untuk Nur Muhammad
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq