Rihlah, Zuhud, dan Dedikasi Ekstrem Para Pewaris Nabi

Etos Ilmu: Rihlah, Zuhud, dan Dedikasi Ekstrem Para Pewaris Nabi

Etos Ilmu: Rihlah, Zuhud, dan Dedikasi Ekstrem Para Pewaris Nabi

​Pendahuluan: Ilmu Diperoleh dengan Pengorbanan

​Pepatah Arab mengatakan, "Ilmu tidak akan diberikan kepadamu sepotong demi sepotong kecuali jika kamu memberikan segalanya." Kisah hidup para ulama klasik adalah manifestasi nyata dari pepatah ini. Mereka mengorbankan waktu, kenyamanan, harta, bahkan kesehatan demi menjaga dan mentransmisikan ilmu Syariat. Etos Rihlah (perjalanan jauh) dan sikap zuhud (meninggalkan dunia berlebihan) adalah dua pilar yang membuktikan keajaiban ilmu dapat dicapai melalui dedikasi ekstrem.

​Artikel ini akan mengupas tuntas etos rihlah yang dijalankan oleh Ulama yang Menempuh Perjalanan Jauh Mencari Ilmu, kisah integritas ulama yang mengorbankan dunia demi akhirat, dan teladan dedikasi seperti Ulama yang Dijuluki Si Tuli.

​1. Rihlah: Perjalanan Jauh Demi Satu Hadis

Rihlah adalah tradisi keilmuan wajib bagi ulama terdahulu. Mereka sadar bahwa ilmu tidak akan datang kepada mereka, tetapi harus dicari.

  • Pengorbanan Jarak dan Waktu: Ulama yang Menempuh Perjalanan Jauh Mencari Ilmu rela berjalan kaki ribuan kilometer, melintasi gurun, dan menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya untuk mendapatkan satu Hadis yang shahih (autentik) dari seorang guru yang memiliki sanad yang tinggi.
  • Tujuan Rihlah:
    1. Mendapatkan Sanad yang Tinggi: Mencari guru yang silsilah riwayatnya paling dekat dengan Nabi Muhammad ﷺ.
    2. Verifikasi Ilmu: Membandingkan Hadis yang didengar di satu kota dengan Hadis yang didengar di kota lain, yang menjadi fondasi bagi Ilmu Jarh wa Ta’dil (kritik Hadis).
  • Bukti Keajaiban Ilmu: Ketekunan inilah yang menghasilkan karya-karya abadi dan menjadi bukti keajaiban ilmu yang dicapai, karena ilmu itu didasarkan pada sumber yang teruji dan terverifikasi secara metodologis.

​2. Zuhud dan Integritas: Mengorbankan Dunia

​Dedikasi seorang ulama tidak hanya diukur dari pengorbanan fisik, tetapi juga dari integritas spiritual mereka. Banyak ulama memilih hidup sederhana untuk menjaga independensi ilmu mereka.

  • Ulama yang Mengorbankan Dunia Demi Akhirat: Para ulama ini menerapkan prinsip zuhud—bukan berarti menolak dunia secara total, tetapi tidak membiarkan dunia menguasai hati mereka. Mereka mencari nafkah dengan tangan sendiri (berdagang atau bertani) untuk menghindari ketergantungan pada penguasa.
  • Menjaga Integritas Fatwa: Sikap zuhud adalah kunci untuk menjaga otoritas dan kredibilitas ulama. Dengan tidak terikat pada kekayaan atau jabatan dunia, mereka mampu menyampaikan kebenaran dan fatwa tanpa takut kehilangan harta.
  • Keteladanan: Kisah-kisah penolakan ulama terhadap hadiah mewah dari Khalifah adalah bukti nyata bahwa mereka mengutamakan keridaan Allah (akhirat) di atas kemewahan dunia.

​3. Fokus dan Dedikasi: Teladan Si Tuli

​Fokus yang mendalam adalah rahasia lain di balik pencapaian ulama dalam ilmu.

  • Ulama yang Dijuluki Si Tuli: Julukan seperti ini (meskipun metaforis) merujuk pada ulama yang begitu tenggelam dalam menuntut ilmu, membaca, atau mengajar, sehingga mereka tampaknya tidak mendengar panggilan atau hiruk pikuk di sekitar mereka.
  • Makna Julukan: Julukan ini bukanlah celaan, melainkan pengakuan atas tingkat konsentrasi dan dedikasi ekstrem yang mereka miliki. Mereka mempraktikkan riyadhah (latihan spiritual) dan mujahadah (perjuangan keras) yang membuat mereka terputus dari gangguan duniawi.
  • Warisan Abadi: Tingkat fokus inilah yang memungkinkan mereka menghasilkan Karya Besarnya yang Hebat—kitab-kitab tebal dengan detail yang luar biasa dalam fikih, hadis, dan tafsir, yang menjadi warisan abadi bagi umat.

Harga Sebuah Ilmu

​Ilmu Islam memiliki harga yang sangat mahal: pengorbanan total. Ulama yang menempuh perjalanan jauh mencari ilmu dan mengorbankan dunia demi akhirat mengajarkan kita bahwa tidak ada jalan pintas untuk mendapatkan ilmu yang berkah.

​Mari kita teladani etos rihlah dan zuhud mereka. Meskipun kita menuntut ilmu di era digital, semangat untuk berkorban, fokus, dan menjaga integritas harus tetap menjadi prinsip utama dalam perjalanan keilmuan kita.

​Sumber : Kajian Ulama


©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Rihlah, Zuhud, dan Dedikasi Ekstrem Para Pewaris Nabi - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®