Banyak Yang Lupa Bahwa Allah Bukan Mukallaf
Ketika saya membahas tentang takdir, perbuatan Tuhan dan teori kasab, selalu saja bermunculan pertanyaan tentang perbuatan-perbuatan buruk manusia, seperti mencuri, membunuh, berzina dan seterusnya apakah itu semua ciptaan Allah? Lalu kenapa Allah menyiksa pelaku perbuatan itu? Bagaimana soal keadilan Allah kalau begitu? Dan semisal itu.
Semua yang bertanya itu lupa pada hal paling basic dalam akidah dan fikih, yaitu bahwa Allah bukan mukallaf. Yang dimaksud mukallaf adalah pihak yang dibebani hukum sehingga harus bertanggungjawab atas perbuatannya. Mukallaf adalah manusia (dan jin) yang dewasa dan berakal. Orang yang masih kecil atau gila tidak masuk kategori mukallaf. Yang perbuatannya dinilai baik atau buruk adalah mukallaf ini saja.
Adapun Allah, maka bukan objek hukum tapi pencipta hukum. Tindakan penciptaan tidak bisa disebut baik atau buruk dalam perspektif taklif sebab memang bukan area taklif. Tidak ada penciptaan yang wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram. Dengan demikian tidak ada pertanggungjawaban apa pun atas penciptaan. Allah menciptakan Adam atau iblis, para nabi atau setan, orang baik atau penjahat, orang pintar atau orang bodoh, orang tampan atau cacat, obat atau penyakit, semua itu sama dalam kategori penciptaan mumkinat (makhluk).
Jangan sampai dibayangkan bahwa Allah adalah mukallaf sebagaimana manusia sehingga kalau menciptakan Nabi lalu dipuji tapi kalau menciptakan setan lalu dinilai buruk. Ketika Allah menciptakan bayi yang normal lalu dianggap adil tapi ketika menciptakan bayi cacat lalu dianggap zalim. Anggapan ini sama seperti memperlakukan Allah sebagai mukallaf yang mendapat pahala dan dosa. Ketika anda paham hal yang sebenarnya sederhana ini, maka pasti terlihat betapa konyolnya pertanyaan-pertanyaan dan anggapan di atas.
Semoga bermanfaat
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad