Hulul dan Ittihad

Hulul dan Ittihad

Hulul dan Ittihad

Dulu waktu masih remaja sering baca buku yang menjelaskan tentang adanya keyakinan hulul (Tuhan menyatu dengan manusia) dan ittihad (manusia menyatu dengan Tuhan) dalam karya tasawuf. 

Setelah saya menyelami khazanah literatur tasawuf dari ulama muktabar, sama sekali tidak pernah menemukan ajaran sesat itu. Justru yang ada para ulama sufi menyesatkan keduanya dan menjelaskan bagaimana kebatilannya. Yang ada hanya mengakui bahwa yang betul-betul wujud hanya Allah dalam arti wajibul wujud hanya Allah saja. Yang lain hanyalah wujud semu yang tergantung sepenuhnya pada Allah. Mustahil Sang Wujud yang independen bisa menyatu dengan wujud semu yang dependen sehingga mustahil ada hulul atau pun ittihad. Lah wong mengakui wujud ada dua saja mereka tidak mau, maka bagaimana mungkin mereka mengajarkan penyatuan dua wujud? (baca soal ini dalam tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Makna wujud dalam istilah para sufi")

Penyebab adanya tuduhan hulul dan ittihad sepertinya muncul dari tingkah sebagian orang jahil yang sok sufi, bukan dari Sufi sesungguhnya yang bersanad pada guru yang muktabar. Orang sok sufi ini banyak, merekalah para penipu ulung yang bersembunyi di balik nama besar tasawuf dan ilmu hakikat dan sok keren mengaku sudah mencapai level penyatuan dengan . Mereka ini yang biasanya tidak mau shalat dengan alasan shalat hanya bagai orang yang belum sampai. Ini jelas bukan ajaran tasawuf, justru yang diperangi oleh tasawuf. 

Pernah seorang teman bercerita bahwa dia pernah mendebat pamannya yang mengaku sebagai Allah. Setelah didebat, si paman bilang: "Kamu tahu sedang mendebat siapa? Kamu sedang mendebat Allah".  Lalu teman saya itu diam kehabisan kata-kata, katanya. Kemudian saya bilang ke dia:

"Seharusnya kamu mencari asbak atau apa gitu lalu lempar ke muka pamanmu itu. Kalau dia emosi, maka bilang saja bahwa yang melempar dia adalah Allah. Kalau dia terima, maka lempar lagi terus menerus atau dihajar terus. Kalau dia emosi dan meminta pertanggung jawaban darimu, maka saat itu dia mengaku bahwa kamu adalah kamu, bukan Allah, dan dia adalah dia, bukan Allah. Lagian, masak Allah bisa dilempar atau dihajar?"

Begitulah cara meladeni orang yang mengaku hulul atau ittihad.

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Hulul dan Ittihad - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®