Kenapa Tuhan Tidak Berwujud?
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Jika pertanyaan ini muncul dari mereka yang tidak paham tentang ketuhanan bermakna mereka ragu akan adanya Tuhan, maka ada dua kemungkinan yang pertama bisa jadi tujuannya ingin mengenal Tuhan lebih dekat, sehingga muncul keyakinan dalam dirinya, lalu beriman kepada nya, dan kemungkinan yang kedua ingin menjatuhkan kedudukan tuhan, bahwa Tuhan itu tidak ada, buktinya tidak ada wujudnya di alam nyata.
Apabila pertanyaan tersebut datang dari seorang yang beriman, ada dua kemungkinan juga, yang pertama untuk menguatkan keimanannya, dengan cara membandingkan Tuhan dengan makhluk sehingga terlihat jelas perbedaannya, sehingga kesimpulan akhirnya mustahil Tuhan serupa dengan yang diciptakan nya, kemungkinan kedua salah dalam memahami ayat dan hadits tentang Tuhan, sehingga mengganggap Tuhan berbentuk, pertanyaan ini untuk menguatkan bahwa Tuhan itu berbentuk walaupun tidak serupa dengan makhluk, karena sesuatu itu dikatakan ada apabila berwujud, setiap berwujud pasti memiliki bentuk.
Mereka lupa bahwa yang berwujud saja tidak mampu digambar bentuknya oleh manusia seperti bentuk akal, ruh dan angin apalagi bentuk Tuhan, maka mustahil Tuhan itu berbentuk, karena berbentuk merupakan sifat makhluk dan mustahil Tuhan serupa dengan sifat makhluknya karena makhluk diciptakan oleh Tuhan, maka tak mungkin Tuhan serupa dengan makhluknya.
Kelompok pertama yang tidak mengakui adanya Tuhan biasa disebut dahriyah dan ateis, dan kelompok kedua yang meyakini Tuhan berbentuk biasa disebut mujassimah meyakini Tuhan memiliki jisim dan musyabbihah meyakini Tuhan serupa dengan makhluk.
Dahriyah dan mujassimah berpijak kepada satu kesimpulan, sesuatu dikatakan ada jika berwujud, apabila tidak ada wujudnya berarti sesuatu itu tidak ada, maka dahriyah meyakini Tuhan tidak ada karena tidak terlihat wujudnya, sedangkan mujassimah meyakini Tuhan itu ada maka harus berwujud dan berbentuk seperti punya wajah, tangan dan betis walaupun berbeda dengan makhluk nya.
Kedua kelompok ini kokoh dengan keyakinan nya masing masing dan sulit untuk menerima argumen logis, bahwa mustahil Tuhan serupa dengan ciptaan nya, kalau pun ada yang menerima hanya sedikit.
Sebagai contoh bagaimana mungkin rumah dibangun oleh rumah lain walaupun dalam bentuk rumah versi lain, begitu pula Tuhan mana mungkin ciptaannya serupa dengan dirinya, jika ada Tuhan menyebut tentang dirinya dalam ayat dan hadits ada kemiripan dengan makhluknya pada hakikat nya tujuannya untuk memberikan kemudahan dalam pemahaman saja.
Jika ada yang mencari Tuhan berbentuk sama halnya dia mencari dirinya dalam versi lain, apa mungkin dijumpai dirinya dengan fisik yang serupa tetapi beda versi? jika mustahil terjadi pada dirinya maka lebih mustahil pula Tuhan serupa dan mirip dengan makhluknya.
Kaidah dasar tentang zat ketuhanan, apa yang terlintas dalam hati dan pikiran mu maka sesungguhnya tuhan tidak serupa itu, Karena tuhan tidak serupa dengan makhluk yang dibatasi oleh tempat dan arah.
Dalu - dalu, Kamis 26 Juni 2025
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa