Akidah Asy'ariyah Bersumber Dari Filsafat Yunani?
Dari tahun ke tahun, selalu saja bermunculan orang yang bertanya apakah akidah Asy'ariyah berasal dari Filsafat Yunani? Orang-orang Wahabi-Taymiy dengan tegas mengiyakan pertanyaan itu demi memburukkan citra ilmu kalam Ahlussunnah Wal Jama'ah yang selalu mereka fitnah mengikuti akidah Filsuf bukan akidah Nabi Muhammad.
Anggapan (dan tuduhan) semacam ini muncul sebab tidak paham bahwa kitab ilmu kalam tidak hanya berisi akidah. Ilmu kalam adalah salah satu ilmu rasional sehingga bahasannya bisa kemana-mana sebab cakupan ilmu rasional sangat luas. Kadang kitab ilmu kalam membahas tentang ushul fikih ketika memperinci tentang jenis-jenis putusan (al-hukm) yang salah satunya adalah putusan syariat (al-hukm al-aqliy). Kadang membahas tentang ilmu logika umum (manthiq) ketika misalnya memperinci tentang pasal kontradiksi. Kadang juga membahas tentang fisika ketika memperinci al-hukm al-adiy. Kadang juga membahas tentang pengetahuan umum lainnya ketika sampai pada bab yang relevan. Itu semua bukan akidah meskipun ditulis di buku ilmu kalam yang notabene menjelaskan ilmu akidah.
Bagian ilmu dari Filsuf Yunani ada di bagian pengetahuan umum ini, bukan di bagian akidah. Misalnya ketika membahas tentang eksistensi di dunia ini yang hanya ada dua, yakni eksistensi Allah sebagai Sang Khaliq dan eksistensi makhluk sebagai objek penciptaan. Biasanya muncul klasifikasi tentang dunia makhluk yang bisa diklasifikasi menjadi jauhar, jisim dan aradl. Klasifikasi ini adalah klasifikasi Aristoteles, sang filsuf besar Yunani. Tapi ini bukan bagian akidah sehingga tidak akan ada mutakallim Aswaja yang menganggap sesat siapa pun yang tidak memakai klasifikasi Aristoteles ini. Mau memakai klasfikasi ala siapa pun sama saja sebab bukan itu intinya. Yang menjadi inti akidah adalah ajaran bahwa Allah sebagai Sang Khaliq berbeda secara mutlak dengan seluruh makhluk, yang otomatis berarti bukan jauhar, bukan jisim dan bukan aradl. Kalau misalnya memakai klasifikasi modern bahwa makhluk terbagi menjadi massa dan energi, maka berarti akidah Aswaja mengajarkan bahwa Allah bukan massa dan bukan pula energi. Sesimpel itu akidahnya.
Dari mana akidah bahwa Allah berbeda dengan makhluk dalam segala jenis klasifikasinya? Sumbernya tidak lain dan tidak bukan adalah dari ayat-ayat al-
Qur'an yang muhkam yang dibaca dengan nalar yang sehat. Jadi, sama sekali tidak benar siapa pun yang berkesimpulan bahwa akidah Asy'ariyah berasal dari filsafat atau sumber mana pun selain al-Qur'an dan hadis sahih. Apalagi kalau sampai membuat seminar kajian yang isinya melacak asal-usul pemikiran akidah Asy'ariyah sejak zaman Yunani, ini keblinger namanya sebab tidak memahami peta pembahasan kitab-kitab Asy'ariyah.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad