Peran Allah dan Peran Manusia

Peran Allah Dan Peran Manusia

Peran Allah Dan Peran Manusia

Banyak ateis yang menjadikan penciptaan benda-benda sebagai bukti bahwa Tuhan tidak ikut apa-apa dalam prosesnya. Bagi mereka, semua fasilitas yang digunakan manusia adalah ciptaan manusia sendiri, sama sekali bukan ciptaan Tuhan. Tuhan mana bisa membuat kursi, rumah dan sebagainya, kata mereka.

Pemikiran ateis tersebut muncul sebab mereka tidak dapat membedakan antara peran manusia dan peran Tuhan. Ayat Al-Qur'an berikut memberikan gambaran yang jelas antara kedua peran tersebut:

وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلَـٰلࣰا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡجِبَالِ أَكۡنَـٰنࣰا وَجَعَلَ لَكُمۡ سَرَ ٰ⁠بِیلَ تَقِیكُمُ ٱلۡحَرَّ وَسَرَ ٰ⁠بِیلَ تَقِیكُم بَأۡسَكُمۡۚ كَذَ ٰ⁠لِكَ یُتِمُّ نِعۡمَتَهُۥ عَلَیۡكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُسۡلِمُونَ 

Dan Allah menjadikan tempat bernaung bagimu dari apa yang telah Dia ciptakan (khalaqa), Dia menjadikan (ja'ala) bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia menjadikan pakaian bagimu yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). [Surat An-Nahl: 81]

Peran Allah diungkapkan dengan kata "khalaqa" yang berarti mencipta dari tiada. Semesta ini asalnya ketiadaan tetapi menjadi ada tanpa bahan apa pun kemudian keberadaan awal tersebut diubah secara pelan dengan hukum fisika yang juga diciptakan olehnya menjadi berbagai bahan mentah yang kita lihat. Bumi dan seluruh isinya berikut hukum alam yang menyertainya merupakan area yang murni menjadi peran Tuhan. 

Adapun peran yang melibatkan manusia diungkapkan dengan kata "ja'ala" yang berarti menjadikan satu bentuk barang atau fasilitas dari bahan yang sudah ada. Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Tuhan menjadikan tempat tinggal di gunung dan menjadikan pakaian, ini bukan berarti bahwa Tuhan sendiri yang memahat gunung dan menjahit baju tetapi maknanya adalah Tuhan menciptakan bahan mentah berupa gunung dan bahan mentah untuk membuat baju kemudian menciptakan manusia serta kemampuan dalam diri manusia untuk mengolahnya menjadi tempat tinggal dan baju. 

Manusia tidak dapat mencipta (khalaqa) semua itu tapi hanya dapat menggunakan bahan dan kemampuan yang sudah ada dari ciptaan Tuhan. Karena pada dasarnya semua berasal dari Tuhan, maka semuanya dinisbatkan kepadanya secara hakikat. Bila manusia hendak mengklaim semua sebagai perannya sendiri tanpa keterlibatan Tuhan, maka di harus membuktikan bahwa dialah yang menciptakan semua bahan mentah tersebut dari ketiadaan dan dia sendiri yang merancang sistem dalam tubuhnya yang memungkinkan dia untuk bergerak dengan fungsi tertentu serta merancang hukum fisika yang berlaku ajeg di semesta ini yang memungkinkan dirinya menciptakan berbagai hal berdasarkan hukum tersebut. Jangankan melakukan semua hal tersebut, untuk membayangkan bisa mencipta sesuatu dari ketiadaan saja manusia tidak mampu. 

Kenapa mesti melibatkan manusia kalau Tuhan memang mampu melakukan segalanya? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan pertanyaan serupa, kenapa terkesan Yang Maha Kuasa dilarang melibatkan manusia yang merupakan ciptaannya sendiri? Tuhan bisa saja langsung menciptakan semua hal tanpa proses apapun, tetapi Dia berkehendak untuk menciptakan semuanya dengan proses, dan manusia merupakan bagian dari proses panjang tersebut. Ini seperti seorang ayah yang bisa saja mencetak miniatur mobil dengan Printer 3D untuk mainan anaknya tetapi dia sengaja tidak melakukan itu namun mencetak Lego dengan aneka bentuk yang bisa disusun menjadi miniatur mobil oleh anaknya sendiri dan melihat keseruan anaknya ketika merakit Lego tersebut. 

Semoga bermanfaat 

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Peran Allah dan Peran Manusia - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®